Selasa, 15 Mei 2012

Skrip Siaran Radio

Skrip Siaran Radio

Program : Lagu Indonesia
Format : Request & Titip Salam
Segmentasi : Usia 15-25 tahun
Gaya Penyiar : Style anak muda, Komunikatif dan Smart

Call Sign : Rey FM, The Best Radio (Tujuh puluh Lima Rey FM/ The Best Radio//)
Call Audience : Sahabat


Opening

Tujuh puluh Lima Rey FM/ The Best Radio//

Assalamu'alaikum Sahabat... / Pa kabar nih ? moga tetep baik-baik aja ya...// Seneeeng banget rasanya / Asmirandah bisa kembali lagi buat Sahabat semua / di acara yang kita tunggu-tunggu banget // Lagu Indonesia //

Hari yang cerah /Sabtu / 7 Februari 2009 // Seperti biasa / dari jam 8 pagi / sampai jam 10 pagi nanti / bakal kita puterin lagu-lagu Indonesia hits spesial buat Sahabat semua// Eits... / gak usah khawatir / udah kita buka dari sekarang koq... buat yang mau tisam and request / di 0341-9460677 by telpon / dan 085755536382 by sms //

Yuk mari... / kita dengerin lagu yang satu ini //


Content

Tujuh puluh Lima Rey FM/ The Best Radio//

Wah... pas banget Sahabat // kayaknya lagu ini tuh bener-bener bisa memotivasi kita / untuk selalu semangat dalam menghadapi semua problematika hidup ini // Lagu ini tuh kayak ngajak kita ya...? / untuk menikmati setiap permasalahan-permasalahan dalam hidup / sebagai tantangan yang harus kita taklukkan //

Oke... Sahabat / kayaknya udah ada SMS yang masuk nih... // Makasih buat Niko // lagu kamu ditunggu aja ya ? // salam buat vita dan temen-temen semua // Ada lagi / Budi Anduk salam buat Bambang / Bayu / Gundul / dan juga keluarganya yang ada di rumah // lagunya ngikuut //


Closing

Tujuh puluh Lima Rey FM/ The Best Radio//

Yah... udah gak terasa nih Sahabat... // Waktunya udah abis // Saatnya Asmirandah bakal pamit di acara Lagu Indonesia kali ini // Thanks buat semuanya / dan jangan lupa / ntar lagi bakal ada acara Tips Keluarga dari jam 10 pagi / sampai jam 1 siang nanti// Jadi / jangan kemana-mana ya...// Tetep di Tujuh puluh Lima Rey FM/ The Best Radio//

Saya Asmirandah / Wassalamu'alaikum // and bye... bye... ///

Contoh Naskah Radio

Contoh Naskah Radio

Nama Radio : ARH-Aprijaya
Gelombang : 102.4 FM
Nama Penyiar : Poppy
Durasi : 30 Menit
Segmen : Remaja Dewasa
Jam : 14.00 – 14.30
Nama Acara : Hot Hits Indonesia


Lagu ( 14.00 – 14.03 ) Kerispatih “Mengenangmu”
Opening
14.03 – 14.05 Assalammualaikum Wr.Wb, Selamat sore
Hallo apa kabar,bareng lagi bersama saya Poppy dalam acara ARH-Aprijaya 102.4 FM, seperti biasa Poppy bakal nemenin kalian semua selama 30 menit kedepa, sekarang ini Poppy akan membahas tentang lagu-lagu indonesia yang sedag marak berada ditangga lagu Indonesia, dan loe semua bisa SMS dan TELPON kesini 085692433838, dan Loe-loe semua bisa request lagu-lagu Indonesia yang anda suka dan lagu pertama yang gw kasih dari Sheila On 7 “RADIO” membahas tentang radio gw yakin loe semua pasti suka sama yang namanya deger radio, radio juga sudah dikenal dari zaman-zaman sebelum Indonesia merdeka, ohya radio juga sangat dan sangat bisa menjadi pokiran tenag makanya lebih baik dengeri terus radio, apalagi terus dengerin radio ARH-Aprijaya 102.4 FM, oke deech gw gak mo banyak ngomong. Langsung aja gw puterin Sheila On 7 “RADIO”
Lagu ( 14.05 – 14.08 ) Sheila On 7 “RADIO”
Lagu ( 14.08 – 14.11 ) Gita Gutawa “Bukan Permainan”
Iklan ( 14.11 – 14.12 ) Radio Kom
14.12 – 14.15 ARH-Aprijaya,102.4 FM, balik lagbi bersama saya Poppy oke dech kalo loe-loe mau sms OR tlp kirim aja ke 085692433838, oke uda ada sms dari Mitha buat Puji yang katanya kamu lagi ngapain uda makan belom? Dan minta lagu dari Ungu denga terbaik. Dan sms kedua dari Mona mo requst Bunga Citra.L dengan Sunny, ada Buluk mo Requst Radja dengan Cinderella, mo requst Rio Febrian dengan Jeuh dari Echa, Requst Astrid Jadikan aku yang kedua dari Sofian, sebelum gw puterin lagu-lagu yang kalian semua minta, gw Poppy pengen memberi pengetahuan agar waspada terhadap Nyamuk Aids Agpty.. oke uda ada penelpon
P : Hallo…ARH-Aprijaya 102.4 FM
L : Hallo juga dari Fadill nech
P : iy, Fadill pengen titip salam and requst buat sapa?
L : gw pengen titip salam buat cewek gw yang lagi tidur bangun
dong sayang kan dah sore nech jangan bobo trus nanti endutZ
lagi. Gw mo requst Kangen Band “Usai Sudah”
P : oke dech fadill requstnya bakal gw puterin and terima
kasihnya uda telpon
Oh gays dikota jakarta sekarang ini banyak hiburan yang bisa kalian jumpai seperti monas, dufan dll. Sekarang kota jakarta sangat meriah sekali, Oke gue gak mau banyak omong sekarang gue puterin lagu Andra feat backbone with musnah.
Lagu ( 14.15 – 14.17 ) Andra feat Backbone “Musnah”
Lagu ( 14.17 – 14.20 ) Rio Febrian “Jenuh”
Iklan ( 14.20 – 14.21 ) Radio Kom
14.21 – 14.23 ARH-Aprijaya 102.4 FM, balik lagi bersama saya Poppy oke dech loe-loe semua masih pada dengeri radio kesayangan anda. Oke gw mo bacain sms-sms lagi dari kalain semua dari sms dari Priska buat cowoknya yang belum pulang kerja, yank nanti kalo da pulang langsung kerumah akunya mo requst Nidji “ Disco Lazy Time”, trus sms dari cika rwqust Bunga Citra.L dengan aku tak mau sendiri, requst dari ikbal dengan melly Gantung, dan dari susi requst matraman, dari bambang dengan rossa atas nama cinta. Gw juga pengen ngebuka Interaktif penelpon lagi untuk loe-loe semua
P : Hallo…ARH-Aprijaya 102.4FM
L : ohya dari Samiaty pengen titip salam dong
P : Boleh , buat siapa?
L : buat temen-temen ku diBSI yang sedang kulia semoga kalian
tetap semangat and gw mo request Pinkan Mambo “Kasmaran”
P : ya uda Pinkan-nya bakal gw puterin, ya uda kita dengerin lagu
dari Pinkan Mambo with Kasmaran
Lagu ( 14.23 – 14.25 ) Pinkan Mambo “Kasmaran”
Iklan ( 14.25 – 14.26 ) Radio Kom
14.26 – 14.28 ARH-Aprijaya 102.4 FM, bersama Poppy semoga kalian masih segar dan semuanya sudah pada mandi sekarang jam menunjukkan jam 14.26 berarti sebentar lagi kta bakal pisah tapi gak usah takut karena gw bakal dateng lagi. Oke dech gw bakal bacain sms terakhir dari Joko, Purnomo, Intan, Lisa, dan sms dari Septiani request Dygta dengan Kesepian ini, requst dari ambar pengen dengerin lagu dari Ratu dengan Buaya Darat atau Diary, trus ada lagi sms dari maya buat ichal requst Matraman dari agus, kidoy, tias, amel, ikha, randy, babel, yani, niken, mustofa and yang belom bisa ge bacain sory banget kalo gw ada salah-salah kata gw mohon maaf, Lagu terakhir dari Republik “Hanya ingin Kau tahu” gw Poppy harus undur diri dulu, Selamt Sore and Sampai jumpa
Lagu ( 14.28 – 14.30 ) Republik “Hanya Ingin Kau Tahu”

MODEL KOMUNIKASI MEKANISTIS DAN MODEL KOMUNIKASI DUA ARAH

MODEL KOMUNIKASI MEKANISTIS DAN MODEL KOMUNIKASI DUA ARAH
Model komunikasi adalah representasi fenomena komunikasi dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting guna memahami suatu proses komunikasi.
Menurut Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi adalah deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Sedangkan B. Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model.
Sebagian ahli memaknai model sebagai penyederhanaan teori yang disajikan dalam bentuk gambar. Karena itu, hakikatnnya model adalah alat bantu. Sebagai alat bantu, model mempermudah penjelasan fenomena komunikasi dengan mempresentasikan secara abstrak ciri-ciri yang dianggap penting dan menghilangkan rincian yang tidak perlu.
Karena hubungan antara model dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukkan dengan teori. Kita dapat menggunakan kata-kata, angka, simbol, dan gambar untuk melukiskan model suatu objek, teori atau proses.
Dilihat dari bentuknya, model komunikasi dasar yang akan kita bahas adalah :

Model komunikasi linear satu arah
Model komunikasi sirkuler

MODEL-MODEL KOMUNIKASI LINEAR : SATU ARAH
Model ini didasari paradigma stimulus-respons. Menurut paradigma ini, komunikan akan memberikan respons sesuai stimulus yang diterimanya. Komunikan adalah makhmuk pasif, menerima apapun yang disampaikan komunikator kepadanya. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pasif menerima pesan, pesan berlangsung searah dan relatif tanpa umpan balik, karena itu disebut linear.
Model Aristoteles
Model ini merupakan model yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Bisa juga disebut sebagai model retorikal. Model ini membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang petama. Komunikasi terjadi saat pembicara menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan tujuan mengubah perilaku mereka. Menurut Aristoteles, pengaruh dapat dicapai oleh seseorang yang dipecaya oleh publik, alasan, dan juga dengan memainkan emosi publik.Tapi model ini juga memiliki banyak kelemahan. Kelamahan yang pertama adalah, komunikasi dianggap sebagai fenomena yang statis. Kelemahan yang kedua adalah, model ini tidak memperhitungkan komunikasi non verbal dalam mempengaruhi orang lain.
Meskipun model ini mempunyai banyak kelemahan, tapi model ini nantinya akan menjadi inspirasi bagi para ilmuwan komunikasi untuk mengembangkan model komunikasi modern.
Model ini mengajukan 3 unsur komunukasi utama yang disebut pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar (listener). Model ini lebih berorientasi pada pidato. Terutama pidato untuk mempengaruhi orang lain. Selain itu terdapat unsur lain yang disebut setting yaitu suasana lingkungan yang perlu diciptakan agar komunikasi berlangsug efektif. Menurut Aristoteles, untuk berhasil dalam komunikasi public, maka terdapat 3 unsur utama yang harus diperhatikan, yaitu ethos (kredibilitas komunikator), logos (rutun logika argumentasi pesan yang anda sampaikan), pathos (kemampuan memainkan emosi).

Model Laswell
Diluncurkan pada 1948, model yang merupakan formula sederhana ini umumnya digunakan untuk mengkaji masalah komunikasi massa. Laswell sendiri menggunakan formulanya untuk menunjukkan jenis riset dalam bidang komunikasi politik dan propaganda. Karena menganggap model ini terlalu sederhana, banyak yang mengembangkan formula Laswell.
Teori komunikasi yang dianggap paling awal (1948). Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan : Who says in which channel to whom with what effect (Siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa). Menurut Laswell unsur-unsur dasar, walau dengan penjabaran dan interpretasi yang tidak persis sama yaitu komunikator (who), pesan (says what), saluran komunikasi ( in which channel), komunikan ( to whom), dan efek komunikasi (with what effect).
Adapun fungsi komunikasi menurut Lasswell adalah sebagai berikut :

The surveillance of the environment (pengamatan lingkungan)
The correlation of the parts of society in responding to the environment (korelasi kelompok-kelompok dalam masyarakat ketika menanggapi lingkungan).
The transmission of the social heritage from one generation to the next (transmisi warisan sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain).


Model Braddock
Dalam hal ini Braddock menambahkan dua hal yang ada hubungannya dengan tindak komunikasi yaitu: (1) situasi ini dimana sebuah pesan dikirimkan, (2) Apa tujuan komunikator menyatakan sesuatu. (3) Apa efek yang terjadi.
Dennis McQuail dan Braddock memberikan komentar mengenai formula Lasswell sebagai berikut:

Formula Lasswell beranggapan, bahwa komunikator mempunyai keinginan mempengaruhi kemunikan
Braddock menekankan, bahwa Formula Lasswell dapat mengeliurkan peneliti komunikasi.
Formuola Lasswell dikritik karena meniadakan unsur feedback

Namun demikian, sempai kini diakui bahwa Formula Lasswell adalah cara yang mudah untuk memperkenalkan situasi proses komunikasi

Model Shannon-Weaver
Model ini dibuat oleh ahli matematik Claude Shannon diakhir 1949, disebut juga model matematis atau model teori informasi. Model ini mengambarkan komunikasi sebagai suatu proses linear satu arah. Elemen pertama adalah sumber informasi (information source), menghasilkan pesan (message),yang oleh pemancar (transmitter) diubah menjadi signal.Ketidakmampuan komunikator untuk menyadari bahwa pesan yang dikirim tidak selalu identik dengan pesan yang diterima merupakan salah satu alasan mengapa komunikasi gagal.
Kemudian ada juga “The Mathematical Theory of Communication” (Teori Matematika Komuikasi). Teori matematika ini acapkali disebut model Shannon dan Weaver, oleh karena teori komunikasi manusia yang muncul pada tahun 1949, merupakan perpaduan dari gagasan Claude E. Shannon dan Warren Eaver. Shannon pada tahun 1948 mengetengahkan teori matematik dalam komunikasi permesinan (engineering communication), yang kemudian bersama Warren pada tahun 1949 diterapkan pada proses komunikasi manusia (human communication).
Sumber informasi (information source) memproduksi sebuah (message) untuk dikomunikasikan. Pesan tersebut dapat terdiri dari kata-kata lisan atau tulisan, musik, gambar, dan lain-lain. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi isyarat (signal) yang sesuai bagi saluran yang akan dipergunakan. Saluran (channel) adalah media yang menyalurkan isyarat dari pemancara kepada penerima (receiver). Dalam percakapan sumber informasi adalah benak (brain) pemancar adalah mekanisme suara yang menghasilkan isyarat, saluran (channel) adalah udara.

S-M-C-R model (Model S-M-C-R)
Rumus S-M-C-R adalah singkatan dari istilah-istilah : S singkatan dari Source yang berarti sumber atau komunikator ; M singkatan dari Message yang berarti pesan ; C singkatan dari Channel yang berarti saluran atau media, sedangkan R singkatan dari Receiver yang berarti penerima atau komunikan.
Khusus mengenai istilah Channel yang disingkat C pada rumus S-M-C-R itu yang berarti saluran atau media, komponen tersebut menurut Edward Sappir mengandung dua pengertian, yakni primer dan sekunder. Media sebagai saluran primer adalah lambang, misalnya bahasa, kial (gesture), gambar atau warna, yaitu lambang-lambang yang dieprgunakan khusus dalam komunikasi tatap muka face-to-face communication), sedangkan media sekunder adalah media yang berwujud, baik media massa, misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun media nir-massa, misalnya, surat, telepon atau poster. Jadi, komunikator pada komunikasi tatap muka hanya menggunakan satu media saja, misalnya bahasa, sedangkan pada komunikasi bemedia seorang komunikator, misalnya wartawan, penyiar atau reporter menggunakan dua media, yakni media primer dan media sekunder, jelasnya bahasa dan sarana yang ia operasikan.

MODEL-MODEL KOMUNIKASI SIRKULER : DUA ARAH
Model sirkuler umumnya berangkat dari paradigma antarpribadi, di mana kedudukan komunikator dan komunikan relative setara. Munculnya paradigma baru ini merupakan pemisahan dari paradigma yang lama tentang komunikasi yang linear. Model sirkuler dikritik karena adanya kesamaan tingkat (equality)antara komunikator dan komunikan.

Model Schramm
Schramm membuat serangkaian model, dimulai dari (a) yang sederhana satu arah mirip Shanonn-Weaver, (b) satu model antarpribadi yang juga masih linear, (c) dilanjuntkan dengan pengembangannya yang sirkuler. Selain itu, Schramm juga menurunkan (d) model komunikasi massa.
Schramm menggunakan unsur source dan destination tapi tidak memunculkan transmitter dan receiver, yang ada adalah encoder (alat penyandi) dan decoder (alat penyandi balik). Menurut model ini, source boleh menjadi seorang individu atau organisasi, sinyalnya adalah bahasa dan destination-nya adalah pihak lain kepada siapa sinyal itu ditujukan.

Dalam komunikasi lewat radio, encoder dapat berupa microphone dan decoder adalah earphone. Dalam komunikasi antarmanusia source dan encoder adalah satu orang sementara decoder dan destination pada sisi yang lainnya.
Itulah sebabnya pada modelnya yang kedua ia mulai menyatukan source (sumber) dengan encoder (alat penyandi) yang semula terpisah. Demikian pula halnya dengan decoder (alat penyandi balik) yang ditempelkan dengan destination (tujuan). Selain itu, ia menambah unsur field of experience (bidang pengalaman) yang dimiliki kedua pelaku komunikasi. Source menyandi (encode) dan destination menyandi balik (decode) pesan berdasarkan pengalaman yang dimiliki masing-masing. Semakin besar luas bidang pengalaman source yang berhimpitan dengan bidang pengalaman destination, semakin mudah komunikasi dilakukan. Bila kedua bidang itu tidak bertautan atau sangat sedikit pertautannya artinya tidak ada pengalaman yang sama maka komunikasi sulit berlangsung.
Dalam komunikasi lewat radio, encoder dapat berupa microphone dan decoder adalah earphone. Dalam komunikasi antarmanusia source dan encoder adalah satu orang sementara decoder dan destination pada sisi yang lainnya.
Dalam komunikasi lewat radio, encoder dapat berupa microphone dan decoder adalah earphone. Dalam komunikasi antarmanusia source dan encoder adalah satu orang sementara decoder dan destination pada sisi yang lainnya.
Pada model yang ketiga, Scrhamm menggambarkan komunikasi sebagai proses sirkuler. Untuk pertama kalinya ia menggambarkan dua titik pelaku komunikasi yang melakukan fungsi encoder, interpreter, decoder.Dalam proses sirkuler ini, setiap pelaku komunikasi bertindak sebagai encoder dan decoder. Ia meng-encode pesan ketika menerimanya. Pesan yang diterima kembali dapat disebut umpan balik, yang tetap ia beri nama message. Umpan balik inilah yang telah membuat model linear menjadi sirluker.

The Osgood and Schramm Circular Model (Model sirkular Osgood dan Schramm)
Jika model Shannon dan Weaver merupakan proses linier, model Osggod dan Schramm dinilai sebagai sirkular dalam derajat yang tinggi. Perbedaan lainnya adalah apabila Shannon dan Weaver menitikberatkan perhatiannya langsung kepada saluran yang menghubungkan pengirim (sender) dan penerima (receiver) atau dengan perkataan lain komunikator dan komunikan. Schramm dan Osgood menitikberatkan pembahasannya pada perilaku pelaku-pelaku utama dalam proses komunikasi.
Shannon dan Weaver membedakan source dengan transmitter dan antara receiver dengan distination. Dengan kata lain, dua fungsi dipenuhi pada sisi pengiriman (transmiting) dan pada sisi pemnerimaan (receiving ) dari proses.
Pada Schramm dan Osgood ditunjukkan fungsinya yang hampir sama. Digambarkannya dua pihak berperilaku sama, yaitu encoding atau menajdi, decoding atau menjadi balik, dan interpreting atau menafsirkan.

Model De Fleur

Model ini merupakan pengembangan ari model Shannon & weaver. De Fleur mempersoalkan arti dari isi pernyataan yang disampaikan dan arti dari isi pernyataan yang diterima. Noise dapat mempengaruhi semua unsur komunikasi. Bukan seperti Shannon & Weaver noise hanya terjadi antara unsur transmitter (alat pengirim) dan unsur reciver (alat penerima). De Fleur menemukan adanya umpan balik (feedback).
Dengan umpan balik ini, akan lebih mudah tercapai persamaan arti antara arti message yang disampaikan dan arti pesan yang diterima. Harus diingat, dalam komunikasi massa, komunikator hanya memperoleh feedback yang terbatas atau tidaklangsung dari khalayaknya.

Dance Helical Model (Model Helical Dance)
Model komunkasi helical ini dapat dikaji sebagai pengembangan dari model sirkular dari Osggod dan Schramm. Ketika membandingkan model komunikasi linier dan sirkular, Dance mengatakan bahwa dewasa ini kebanyakan orang menganggap bahwa pendekatan sirkular adalah paling tepat dalam menjelaskan proses komunikasi.
Heliks (helix), yakni suatu bentuk melingkar yang semakin membesar menunjukkan perhatian kepada suatu fakta bahwa proses komunikasi bergerak maju dan apa yang dikomunikasikan kini akan mempengaruhi struktur dan isi komunikasi yang datang menyusul. Dance menggarisbawahi sifat dinamik dari komunikasi.
Proses kounikasi, seperti halnya semua proses sosial, terdiri dari unsur-unsur, hubungan-hubungan dan lingkungan-lingkungan yang terus menerus berubah. Heliks menggambarkan bagaimana aspek-aspek dri proses berubah dari waktu ke waktu.
Dalam percakapan ,misalnya bidang kognitif secara tetap membesar pada mereka yang terlibat. Para aktor komunikasi secara sinambung memperoleh informasi mengenai topik termasa tentang pandangan orang lain, pengetahuan dan sebagainya.

Model Gerbner

(M) memahami (E) sebagai (E1). Penjelasan Lingkaran kanan : E – Event – kejadian = peristiwa. Lingkaran kiri atas (M) = man of machine = manusia atau mesin. Lingkaran di dalam (M). E1 – E sebagaimana dipahami oleh (M). Jadi hasil pemahaman (E1) tidak selamanya sama dengan yang diperhatikannya (E). Hal itu disebabkan oleh: seleksi, konteks, ketersediaan E. Lingkaran kiri bawah (M) ingin mengkomunikasikan (E1) kepada manusia lain. Ia mengubah (E1) menjadi (SE), (S) = shape = form = bentuk, dan E adalah content = isi. Di dalam kuliah kita mengenal (S) = shape = lambang komunikasi. Lambang komunikasi mengubah isi pernyataan dari bentuk abstrak menjadi konkrit. Bentuk (E1) adalah abstrak. S = lambing komunikasi mengubah (E1) berbentuk (SE) sebagai (SEI) “wah hujan”.
Proses komunikasi digambarkan sebagai berikut :

M mengamati E
M mengamati E sebagai E1
M menyampaikan E1 sebagai SE kepada M2
M2 memahami SE sebagai SE1.


Denis McQuail dan Sven Windahl berpendapat model ini dapat menggambarkan masalah psokologis dalam kesaksian di pengadilan. Seberapa jauh persepsi (M) itu tepat terhadap sejunlah kejadian (E) dan sejauh mana kemampuannya menyatakannya (E) dalam bentuk (SE).
Didalam komunikasi massa :
a. E = Bahan Berita
b. M = Mass Media
c. SE = Isi Media
d. M2 = Khalayak Media
Kita dapat mempersoalkan, misalnya: “seberapa baik hubungan realitas dengan berita (antara E dan SE) tentang realitas itu oleh media (M) ” dan “sejauh mana isi media (SE) dimengerti oleh khalayak (M2)”.

Model Newcomb

Model Newcomb diluncurkan pada1953. Bentuk model adalah segitiga, namun karena menggambarkan kesamaan derajat antara pelaku komunikasi, dimana penerima pesan tidak lagi dianggap pasif, yang tercermin dalam bentuk panah bolak-balik, maka model ini kita masukkan ke dalam kelompok sirkuler. Dalam model ini Newcomb mengembangkan modelnya berdasarkan karya terdahulu dari ahli psikologi Header (1946).
Pendekatan komunikasi ini berdasarkan pada pendekatan seorang pakar psikolog sosial berkaitan dengan interaksi manusia. Dalam bentuk yang paling sederhana dari kegiatan komunikasi seseorang A menyampaikan informasi kepada orang lain B mengenai sesuatu X. Model ini menyatakan bahwa orientasi A (sikap) terhadap B dan terhadap X adalah saling bergantung dan ketiganya membentuk sistem yang meliputi empat orientasi.
Seperti dikutip Effendy (2003) menurut Severin dan Tankard (1992) pada model newcomb ini komunikasi merupakan cara yang biasa dan efektif dimana orang-orang mengorientasikan dirinya terhadap lingkungannya.

S-O-R Theory (Teori S-O-R)
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semua berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi.
Menurut stimulus response ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah ;
1. Pesan (stimulus, S)
2. Komunikan (organism, O)
3. Efek (Response, R)
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu : (a) perhatian, (b) pengertian, dan (c) penerimaan.
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.
Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Model Ko-Orientasi (Mc Leod dan Chafee)


Model ini merupakan pengembangan dari model ABX Newcamb. Pendekatan Koorientasi merupakan nama yang diberikan McLeod dan Chafee untuk model ini. Elemen-elemen utama model ini adalah komunikasi antar personal atau anat kelompok, komunikasi dua arah yang inteaktif, tiga elemen sebagi suber informasi serta dinamisnya komunikasi yang terjadi antar mereka.
Elite biasanya berkaitan dengan suatu kepentingan politik tertentu. Isu merupakan segala sesuatu yang diperbincangkan publik dan mempunyai sejumlah butir informasi. Publik adalah masyarakat yang juga merupakan audiensi dari media. Sementara media berarti pula editor, reporter, jurnalis dan sebagainya.
Garis-garis yang menghubungkan elemen-elemen tersebut menunjukan hubungan, sikap, dan persepsi. Informasi tentang suatu kejadian dari isu biasanya dicari atau diperoleh dari anggota masyarakat serta dari elite atau media atau ketiganya. Hasil dari sebuah situasi yang dinamis akan tergantung pada hubungan antara public dengan elite tertentu, sikap publik terhadap media dan hubungan antara elite dengan media.
Perbedaan elite dan publik dalam persepsi terhadap sebuah isu dapat menjadi sumber
ketegangan yang mengarah pada usaha-usaha memperoleh informasi dari media atau sumber lain. Pada saat yang sama, perbedaan tersebut juga dapat mengarah pada usaha elite untuk memanipulasi persepsi dengan bertindak langsung atau mengontrol seluruh media.

Model Westley and Mc Clean

Model Westley & McClean ini adalah pengembangan dari model ABX. Dua kali Westley & McClean mengembangkan Model ABX – Newcomb ini
a. Pengembangan pertama
Ingat gambar model ABX dan model Ko-Orientasi. Bandingkan dengan gambar model Westley & McClean, sebagai berikut :

Pada model ABX dan Ko-Orientasi dicantumkan di atas, pada Model Westley & McClean disebelah kiri.
Pada Model ABX dan Ko-Orientasi tidak digambarkan feedback, pada model Westley & McClean dalam bentuk kotak-kotak putus dari B menuju A : FBA = feedback dari B kepada A.
Proses komunikasi berlangsung sebagai berikut: A memilih dari sejumlah X yang tersedia (issue, persoalan, peristiwa) dan menyampaikan pada B. Sementara itu B pun dapat langsung mengetahui adanya sejumlah X yang tersedia itu: X1B . sesudah X yang disampaikan A diterima B, maka B menyampaikan feedback : FBA.
Model Westley & McClean ini menggambarkan model komunikasi antar pribadi (interpersonal communication). Seseorang menyampaikan kepada orang lain atau seseorang mencari informasi kepada orang lain atau seseorang mencari informasi atau menyampaikan feedback.

b. Pengembangan kedua

Ada unsur baru yaitu C yang memainkan peranan sebagai medium.
Ada tiga feedback yaitu FCA, FBC, dan FBA.
Proses komunikasi berlangsung sebagai berikut: A memilih X dari sejumlah X yang tersedia untuk disampaikan kepada B (audiens). Untuk menyampaikan X ini, A menggunakan saluran C (organisasi media). Dapat juga C memilih X untuk disampaikan langsung ke audiens dan seterusnya.
Model Westley & McClean ini menggambarkan komunikasi massa, karena dalam proses komunikasi ini sudah ada C (media massa) dan ditujukan kepada banyak orang.


Dennis McQuail dan Sven Windahl berpendapat, model ini mengandung asumsi bahwa sistem hubungan yang demikian seperti halnya model Newcomb akan bersifat mengatur diri sendiri atau menguntungkan bagi semua partisipan. Jka komunikasinya berlangsung bebas maka sifat ini akan menyampingkan kepentingan-kepentingan antara pengirim dan penerima. Pada kenyataannya hubungan dari ketiga partisipan ini jarang sekali bersifat seimbang dan tidak selalu merupakan hubungan komunikasi.
Kelemahan kedua menurut Denis McQuail dan Sven Windahl, model ini terlalu menonjolkan tingkat integrasi proses komunikasi dan kesamaan pandangan antara penyokong, komunikator dan audiens. Dalam kenyataannya masing-masing komponen mempunyai tujuan yang tidak ada kaitannya satu sama lain. Model ini bersifat idealis dan agak normative dalam menawarkan apa yang sebenarnya merupakan versi pasar bebas.
Kelemahan ketiga, model ini terlampau menonjolkan ketergantungan komunikator terhadap masyarakat, terutama dalam persoalan politis atau yang menyangkut kepentingan Negara.

Model Rilley and Rilley

Perbedaan dari Model Riley & Riley dengan modal sebelumnya adalah : Model sebelumnya memberikan kesan, bahwa proses komunikasi terjadi dalam suatu kevakuman sosial dan pengaruh lingkungan tidka perlu dipermasalahkan. Model Riley & Riley menunjukan bahwa komunikator dan komunikan mendapat pangaruh dari kelompok primer.
Kelompok – kelompok dan struktur sosial yang lebih besar yang mempengaruhi komunikator dan komunikan di dalam melaksanakan proses komunikasi berada di dalam dan mendapat pengaruh dari sistem sosial keseluruhan (over all social system).
Baik komunikator, maupun komunikan berhubungan dengan kelompok primernya. Komunikator/ komunikan dan kelompok primernya masing-masing dipengaruhi oleh struktur yang lebih besar dan serluruh proses ini dipengaruhi oleh sistem sosialnya. Kelompok primer adalah kelompok dimana antara anggotanya terdapat hubungan yang intim, misalnya keluarga. Kelompok referens adalah kelompok yang dengan pertolongannya, anggotanya dapat merumuskan sikap, nilai dan tingkah lakunya.
Denis McQuail dan Sven Windahl berpendapat (1) model ini membantu menghubungkan konsep mengenai komunikasi massa dengan teori – teori sosiologi yang sudah ada, (2) pendapat Riley & Riley bahwa komunkasi massa hendaklah dipandang sebagai suatu proses ini dapat mempengaruhi dan dipengaruhi itu, adalah pendapat yang penting, (3) Model ini menunjukan cara baru dalam melihat efek – efek komunikasi.

Model Maletzke

Maletzke membuat model komunikasi massa berdasarkan elemen – elemen tradisional yaitu komunikator, isi pernyataan, medium, komunikan, dan umpan balik. Di antara medium dan komunikan, Maletzke menambah tekanan atau kendala medium dan citra medium pada diri komunikan.
Dalam hal tekanan atau kendala medium, kita hadapkan pada kenyataan, ada perbedaan jenis adaptasi oleh komunikan terhadap media yang berbeda – beda. Setiap medium ada kelebihan dan kekurangannya. Sifat – sifat medium dianggap punya pengaruh terhadap cara komunikan menggunakannya.
Citra medium ada pada komunikan menimbulkan harapan – harapan tentang isi medium tersebut, dan dianggap punya pengaruh terhadap cara komunikan memilih isi medium tersebut. Dalam diri komunikator maupun komunikan terdapat variabel independen yang mempengaruhi dirinya dalam melakukan tindak komunikasi. Pada komunikan variabel independen itu terdiri dari citra diri komunikan, struktur kepribadian komunikan, lingkungan sosial komunikan dan komunikan sebagai anggota public.
Sedang pada komunikator, variabel independen terdiri dari citra diri komunikator, struktur kepribadian komunikator, komunikator dalam kelompok kerja, komunikator dalam organisasi, lingkungan sosial komunikator serta tekanan dan kendala yang timbul dari karakter publik.
Di samping itu, komunikator berkaitan dengan variabel, yaitu pilihan tentang apa yang ia sampaikan dan caranya membentuk isi pernyataan yang disampingkan. Ketika menetapkan bagaimana caranya menyusun dan membentuk isi pernyataan, komunikator dihadapkan pada suatu situasi pilihan. Bagaimana ia melakukan seleksi dan membentuk isi pernyataan tergantung pada tekanandan kendala dari isi pernyataan dan tekanan atau kendala dari media.
Komentar Denis McQuail dan Sven Windahl : model ini menggunakan pendekatan sosiologi dan psikologi. Walaupun model ini sudah berumur, namun masih berguna untuk membantu penelitian.
Model ini begitu mendetail sehingga bias menjadi alat cek (cheklist) faktor – faktor yang ada hubungannya dengan proses komunikasi massa dari segi psikologi dan sosialnya.

MANAJEMEN DAKWAH

MANAJEMEN DAKWAH

MANAJEMEN DAKWAH

A. Definisi manajemen secara etimologi
Manajemen di dalam bahasa inggris, berasal dari kata to manage dalam Webster New Coolegiete Dictionary. Kata manage dijelaskan berasal dari bahasa itali ”Managgio” dari kata ”managgiare” yang selanjutnya kata ini berasal dari bahasa latin Menus yang berarti tangan (hand).
Kata manage di dalam kamus tersebut diberi arti
1. to direct and control (membimbing dan mengawasi)
2. to treat with care (memperlakukan dengan seksama)
3. to carry on business or affairs (mengurus perniagaan, atau urusan-urusan / persoalan-persoalan)
4. to achieve one’s purpose (mencapai tujuan tertentu).
Manajemen dalam bahasa arab diartikan sebagai an-nizam atau at-tanzhim. Yang merupakan, suatu tempat untuk, menyimpan segala sesuatu, dan penempatan segala sesuatu pada tempatnya.

B. Definisi manajemen secara terminologi
Manajemen adalah upaya mengatur, dan mengarahkan berbagai sumber daya, mencakup manusia (man), uang (money), barang (material), mesin (machine), metode (methode) dan pasar (market).
Menurut G.R Terry adalah manajemen adalah proses yang khas terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan tenaga dan sumber daya lainnya.
Menurut Robert Kreitner manajemen adalah proses kerja dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang berubah. Proses ini berpusat pada penggunaan secara efektif dan efisien terhadap sumber daya yang terbatas.
Menurut John. D Millet dalam buku Management in the public service manajemen adalah proses pembimbingan dan pemberian fasilitas terhadap pekerjaan orang-orang yang terorganisir dalam kelompok formil untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.

Menurut James A. F. Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Manajemen juga dapat didefinisikan sebagai: bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepimpinan (leading) dan pengawasan (controlling).

Manjemen juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.



C. Definisi manajemen dakwah
Manajemen dakwah adalah suatu perangkat atau organisasi dalam mengolah dakwah agar tujuan dakwah tersebut dapat lebih mudah tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan.

D. unsur-unsur manajemen dakwah
1. Perencanaan dakwah: tahap ini meliputi membuat susunan materi dakwah yang akan disampaikan kepada Mad'u. dan juga membuat susunan acara yang akan dilakukan mulai dari awal hingga akhir acara tersebut
2. Pengorganisasian dakwah: tahap ini merupakan, tahap yang dimana segala anggota penyelenggara acara berkumpul bersama dan saling bekerja sama dengan harapan tujuan dakwah tersebut bisa sukses.
3. Penggerakkan dakwah: tahap ini merupakan di mana segala anggota yang terlibat, menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan perencanaan kegiatan dakwah yang telah dibuat bersama.
4. Pengendalian dakwah: tahap ini merupakan suatu upaya mengatur jalannya acara, agar acara tersebut berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat bersama. Jadi situasi acaranya bisa terkendali.
5. Evaluasi dakwah: tahap ini merupakan suatu upaya melihat hasil / feedback yang diberikan mad'u, setelah mad'u tersebut menerima pesan dakwah yang disampaikan oleh Da'i.

Definisi dakwah menurut bahasa
Pada saat sekarang ini, sering kali terjadi istilah dakwah yang banyak disempitartikan oleh kebanyakan orang sehingga dakwah sering identik, dengan pengajian, khutbah, dam arti-arti sempit lainnya. Oleh karena itu, istilah dakwah perlu dipertegas takrifnya.

Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa arab dakwah dan kata da’a, yad’u yang berarti panggilan, ajakan, seruan. Dakwah dengan pengertian diatas dapat dijumpai dalam ayat-ayat al-Qur’an, antara lain:

       
33. Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku." (QS. Yusuf: 33)
dari segi bahasa dakwah juga dapat diartikan sebagai mengajak, menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilah-istilah tabligh, amr ma’ruf dan nahi mungkar, mau’idzhoh hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah, tarbiyah, ta’lim, dan khotbah.

Istilah dakwah digunakan dalam al-Qur’an baik dalam bentuk fi’il maupun dalam bentuk masdar berjumlah lebih dari seratus kata. Sementara itu, dakwah dalam arti mengajak kepada Islam dan kebaikan, dan 7 kali mengajak ke neraka atau kejahatan. Al-Qur’an menggunakan kata dakwah untuk mengajak kepada kebaikan maupun kepada kejahatan yang disertai dengan resiko pilihan. Dan secara istilah dalam al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan makna dakwah dalam konteks yang berbeda.

             •     •       
125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

  •             
104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.

[217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.


Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

Terlepas dari hal itu pemakaian kata ”dakwah” dalam masyarakat Islam, terutama di indonesia, adalah sesuatu yang tidak asing. Arti dari kata ”dakwah” yang dimaksudkan adalah ”seruan” dan ”ajakan” kalau kata dakwah diberi arti ”seruan” maka yang dimaksudkan adalah seruan kepada Islam atau seruan Islam. Demikian juga halnya kalau diberi arti ” ajakan”. Maka yang dimaksud adalah ajakan kepada Islam atau ajakan Islam. Kecuali itu, Islam sebagai agama disebut agama dakwah, maksudnya adalah agama yang disebarluaskan dengan cara damai, tidak lewat kekerasan.

Kata “Dakwah” berasal dari bahasa arab yaitu: yang berarti menyeru, memanggil, mengajak, mengundang. Secara terminologi, dakwah menurut Asmuni Syukir sebagai berikut:

“Pengertian dakwah dapat diartikan dari dua segi yaitu dakwah bersifat pembinaan dan dakwah bersifat pengembangan. Pembinaan artinya suatu kegiatan mempertahankan dan menyempurnakan sesuatu hal yang sudah ada sebelumnya. Sedangkan pengembangan yaitu suatu kegiatan yang mengarah kepada pembaharuan atau mengadakan sesuatu yang belum ada.

Dalam al-Qur’an, dakwah dalam arti mengajak ditemukan sebanyak 46 kali, 39 kali dalam arti mengajak kepada Islam dan kebaikan, dan 7 kali mengajak ke neraka atau kejahatan. Jadi dari pengertian-pengertian dakwah menurut bahasa di atas, dapat didefinisikan dakwah Islam sebagai kegiatan mengajak, mendorong, dan memotivasi orang lain berdasarkan bashirah untuk meneliti jalan Allah dan istiqomah di jalan-Nya serta berjuang bersama meninggikan Agama Allah. Kata mengajak, mendorong, dan memotivasi adalah kegiatan dakwah yang berada dalam ruang lingkup tabligh. Kata bashirah untuk menunjukkan bahwa dakwah harus dengan ilmu dan perencanaan yang baik. Kalimat meniti jalan Allah untuk menunjukkan tujuan dakwah, yaitu mardhotillah. Kalimat Istiqomah di jalan-Nya untuk menunjukkan dakwah berkesinambungan. Sedangkan kalimat berjuang bersama meninggikan agama Allah. Untuk menunujukkan bahwa dakwah bukan hanya untuk menciptakan kesalehan pribadi, tetapi juga harus menciptakan kesalehan sosial. Untuk mewujudkan masyarakat yang saleh tidak bisa dilakukan dengan sendiri-sendiri tetapi dilakukan dengan bersama-sama.

Definisi dakwah dari segi terminologi
Menurut Syekh Ali Makhfudh dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin, mengatakan dakwah adalah: mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan munkar agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Menurut syekh Muhammad Khidr Husain dalam bukunya al-Dakwah ila al-Ishlah mengatakan dakwah adalah upaya untuk memotivasi orang agar berbuat baik dan mengikuti jalan petunjuk, dan melakukan amr ma’ruf nahi mungkar dengan tujuan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

HSM. Nasarudin Latif mendefinisikan dakwah adalah setiap usaha aktivitas dengan tulisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah Swt. Sesuai dengan garis-garis akidah dan syariat serta akhlak islamiya.

Syekh Muhammad al-Ghazalli dalam bukunya Ma’allah mengatakan, bahwa dakwah adalah program pelengkap yang meliputi semua pengetahuan yang dibutuhkan manusia, untuk memberikan penjelasan tentang tujuan hidup serta menyingkap rambu-rambu kehidupan agar mereka menjadi orang yang dapat membedakan mana yang boleh dijalani dan mana kawasan yang dilarang.

Aboebakar Atjeh dalam bukunya, eberapa catatan mengenai Dakwah Islam, mengatakan, bahwa Dakwah adalah seruan kepada seluruh umat manusia untuk kembali pada ajaran hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik.

Masdar Helmy mengatakan bahwa dakwah adalah Mengajak dan menggerakkan manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah (Islam) termasuk amr ma’ruf nahi mungkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Jadi ilmu manajemen dan ilmu dakwah sangat erat sekali hubungannya, keduanya sama-sama pentingnya untuk dipadukan demi mencapai keberhasilan dakwah.

TEKNOLOGI BARU INTERNET DENGAN WEB TIGA GENERASI

TEKNOLOGI BARU INTERNET DENGAN WEB TIGA GENERASI
Semantic web secara harafiah berarti sesuatu yang memungkinkan komputer memahami arti dari sebuah informasi berdasar pada Metadata yaitu data mengenai data. Metadata ini mengandung informasi mengenai isi dari suatu data yang dipakai untuk keperluan manajemen file/data itu nantinya dalam suatu basis data. Dengan adanya Metadata, komputer diharapkan mampu secara otomatis membantu manusia mengartikan hasil proses informasi sehingga hasil pencarian informasi menjadi lebih akurat. Sebagai contoh, saat kita mencari informasi mengenai “bangau”, mesin pencari akan menampilkan berbagai informasi mengenai "bangau", tanpa mempedulikan apakah yang dicari adalah nama burung, nama jalan, atau bahkan nama orang. Hal ini sebenarnya merupakan fenomena yang wajar mengingat teknologi informasi di dunia Internet yang belum memiliki mekanisme pengorganisasian data secara terstruktur. Internet membutuhkan suatu mekanisme yang memampukan komputer mengerti arti kata yang kita cari.
Dengan kata lain, kita membutuhkan suatu cara agar kata-kata yang tertera di dalam suatu dokumen Web dapat dibaca dan dimengerti oleh mesin (machine-readable data). Website yang memiliki kemampuan seperti ini seolah-olah memiliki kecerdasan buatan yang sanggup memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan atau kebutuhan para penggunanya. Para peniliti setuju bahwa Semantic Web merupakan suatu cara untuk melakukan revolusi di dunia Internet yang akan menyatukan interaktifitas pengguna, kolaborasi informasi, dan kecerdasan buatan pada sebuah Website. Sebelum membahas lebih jauh mengenai Semantic Web, mari kita menelaah kembali secara singkat berbagai perkembangan web sampai saat ini.
Web 1.0 merupakan teknologi Web generasi pertama yang merupakan revolusi baru di dunia Internet karena telah mengubah cara kerja dunia industri dan media. Pada dasarnya, Website yang dibangun pada generasi pertama ini secara umum dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif. Berbagai Website seperti situs berita "cnn.com" atau situs belanja "Bhinneka.com" dapat dikategorikan ke dalam jenis ini. Perkembangan web yang kedua adalah Web 2.0, pertama kalinya diperkenalkan oleh O’Reilly Media pada tahun 2004 sebagai teknologi Web generasi kedua yang mengedepankan kolaborasi dan sharing informasi secara online.
Menurut Tim O’Reilly, Web 2.0 dapat didefinisikan sebagai berikut: Web 2.0 adalah revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform, dan merupakan suatu percobaan untuk memahami berbagai aturan untuk mencapai keberhasilan pada platform baru tersebut. Salah satu aturan terutama adalah: Membangun aplikasi yang mengeksploitasi efek jaringan untuk mendapatkan lebih banyak lagi pengguna aplikasi tersebut. Berbagai layanan berbasis web seperti jejaring sosial, wiki dan folksonomies (misalnya: "flickr.com", "del.icio.us") merupakan teknologi Web 2.0 yang menambah interaktifitas di antara para pengguna Web.
Walaupun masih dalam perdebatan di kalangan analis dan peneliti, istilah Web 3.0 tetap berpotensi menjadi generasi teknologi di dunia Internet. Saat ini, definisi untuk Web 3.0 sangat beragam mulai dari pengaksesan broadband secara mobile sampai kepada layanan Web berisikan perangkat lunak bersifat on-demand. Pada dasarnya Semantic Web memiliki tujuan yang sama karena Semantic Web memiliki isi Web yang tidak dapat hanya diekpresikan di dalam bahasa alami yang dimengerti manusia, tetapi juga di dalam bentuk yang dapat dimengerti, diinterpretasi dan digunakan oleh perangkat lunak (software agents). Melalui Semantic Web inilah, berbagai perangkat lunak akan mampu mencari, membagi, dan mengintegrasikan informasi dengan cara yang lebih mudah.
"Semantic Web menawarkan sebuah solusi yang memang luar biasa bagi pemrosesan informasi di Web. Namun, penelitian dan pengembangan tools untuk Semantic Web masih harus terus dilakukan agar di kemudian hari berbagai aplikasi Semantic Web dapat diimplementasikan dan dipergunakan secara luas."

Ibrahim, Niko. (2007). Pengembangan Aplikasi Semantic Web Untuk Membangun Web yang Lebih Cerdas. Jurnal Informatika.

Perbedaan antara Al-qur'an dan hadits qudsi

Perbedaan antara Al-qur'an dan hadits qudsi

Seperti yang kita ketahui bahwa Al-qur'an merupakan mu'jizat yang diturunkan oleh ALLAH kepada nabi Muhummad SAW dengan perantara malaikat jibril secara berangsur-angsur dan membacanya dianggap sebagai ibadah.
sedangkan hadits qudsi adalah perkataan-perkataan nabi dengan mengatakan "Allah berfirman".sedangkan menurut ath-thibi,hadits qudsi marupakan titah tuhan yang dismpaikan kepada nabi melalui mimpi'kemudian diterangkan oleh nabi dengan bahasanya sendiri serta menyandarkannya kepada ALLAH.Oleh sebab itu hadits qudsi disebut juga hadits illahi atau hadits robbany.
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa perbedaan antara Al-qur'an dan hadits qudsi ialah:
1.semua lafadz dan makna Al-qur'an bersumber dari ALLAH,sedangkan hadits qudsi lafadznya dari nabi dan maknanya dari ALLAH.
2.semua lafadz (ayat-ayat) Al-qur'an adalah mu'jizat dan mutawatir,sedangkan hadits qudsi tidak.
3.semua ketentuan hukum bagi Al-qur'an tentang membaca dan menyentuhnya tidak berlaku bagi hadits qudsi.
4.setiap huruf Al-qur'an yang dibaca mendatangkan pahala bagi pembacanya,sedangkan bagi pambaca hadits qudsi tidak.
Bagi pembaca semuanya,tolong kasih komentar pada rangkuman saya ini.

Seperti yang kita ketahui bahwa Al-qur'an merupakan mu'jizat yang diturunkan oleh ALLAH kepada nabi Muhummad SAW dengan perantara malaikat jibril secara berangsur-angsur dan membacanya dianggap sebagai ibadah.
sedangkan hadits qudsi adalah perkataan-perkataan nabi dengan mengatakan "Allah berfirman".sedangkan menurut ath-thibi,hadits qudsi marupakan titah tuhan yang dismpaikan kepada nabi melalui mimpi'kemudian diterangkan oleh nabi dengan bahasanya sendiri serta menyandarkannya kepada ALLAH.Oleh sebab itu hadits qudsi disebut juga hadits illahi atau hadits robbany.
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa perbedaan antara Al-qur'an dan hadits qudsi ialah:
1.semua lafadz dan makna Al-qur'an bersumber dari ALLAH,sedangkan hadits qudsi lafadznya dari nabi dan maknanya dari ALLAH.
2.semua lafadz (ayat-ayat) Al-qur'an adalah mu'jizat dan mutawatir,sedangkan hadits qudsi tidak.
3.semua ketentuan hukum bagi Al-qur'an tentang membaca dan menyentuhnya tidak berlaku bagi hadits qudsi.
4.setiap huruf Al-qur'an yang dibaca mendatangkan pahala bagi pembacanya,sedangkan bagi pambaca hadits qudsi tidak.

DEFINISI HADITS QUDSI

DEFINISI HADITS QUDSI : Inilah perbedaan antara Al-Qur’an, Hadits Nabi & Hadits Qudsy

 
 
 
 
 
 
Rate This

Beda Al-Qur`an dengan Hadits Qudsy



Tanya: Bismillah. Apa yg dimaksud dgn hadits qudsy dan apa perbedaannya dgn al-qur’an? Jazakumullahu khoiron “M. Aziz singkep” <m.aziz.albugisixx@ovi.com>
Jawaban Al-Ustadz Abu Muawiah



Hadits qudsi adalah adalah hadits yang disnisbatkan kepada Zat yang quds (suci), yaitu Allah Ta’ala. Yang mana hadits qudsi ini disampaikan kepada kita oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Adapun perbedaan antara dia dengan Al-Qur’an, maka ada beberapa perkara yang disebutkan oleh para ulama. Di antaranya:
1.    Lafazh dan makna Al-Qur’an berasal dari Allah, sementara lafazh hadis Qudsi berasal dari Rasulullah–Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam walaupun tentunya maknanya dari Allah.
2.    Sanad periwayatan Al-Qur’an secara umum adalah mutawatir, yakni bisa dipastikan keabsahannya dari Nabi -alaihishshalatu wassalam-. Berbeda halnya dengan hadits qudsi, karena di antaranya ada yang merupakan hadits shahih, ada yang hasan, ada yang lemah, bahkan ada yang palsu. Jadi keabsahannya dari Nabi -alaihishshalatu wassalam- belum bisa dipastikan kecuali setelah memeriksa semua sanadnya.
3.    Kita berta’abbud (beribadah) kepada Allah dengan membaca Al-Qur’an, dalam artian satu huruf mendapatkan sepuluh kebaikan. Sedangkan membaca hadits qudsi tidak mendapatkan pahala huruf perhuruf seperti itu.
4.    Tidak diperbolehkan membaca hadits qudsi di dalam shalat, bahkan shalatnya batal kalau dia membacanya. Berbeda halnya dengan membaca Al-Qur`an yang merupakan inti dari shalat.
5.    Ayat Al-Qur`an jumlahnya kurang lebih 6666 ayat (menurut hitungan sebagian ulama dan sebagian lainnya berpendapat jumlahnya 6.236), sementara jumlah hadits qudsi yang shahih tidak sebanyak itu. Abdur Rauf Al-Munawi sendiri dalam kitabnya Al-Ittihafat As-Saniyah bi Al-Ahaditsi Al-Qudsiyah hanya menyebutkan 272 hadits.
Demikian beberapa perbedaan antara keduanya, wallahu Ta’ala a’lam.
Sumber :  http://al-atsariyyah.com/beda-al-quran-dengan-hadits-qudsy.html

DEFINISI HADITS QUDSI

 Definisi
Qusi menurut bahasa dinisbatkan pada “Qudus” yang artinya suci.Yaitu sebuah penisbatan yang menunjukkan adanya pengagungan dan pemuliaan, atau penyandaran kepada Dzat Allah Yang Maha Suci. Sedangkan Hadits Qudsi menurut istilah adalah apa yang disandarkan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dari perkataan-perkataan beliau kepada Allah ta’ala.
Bentuk-Bentuk Periwayatan
Ada dua bentuk periwayatan hadits qudsi :
Pertama, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Seperti yang diriwayatkannya dari Allah ‘azza wa jalla”. Contohnya : Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya dari Abu Dzar radliyallaahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam seperti yang diriwayatkan dari Allah, bahwasannya Allah berfirman :
“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan perbuatan dhalim pada diri-Ku dan Aku haramkan pula untuk kalian. Maka janganlah kamu saling menganiaya di antara kalian”.
Kedua, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,“Allah berfirman….”. Contohnya : Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Allah ta’ala berfirman : Aku selalu dalam persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku bersama-Nya bila dia mengingat-Ku. Maka jika dia mengingat-Ku niscaya Aku mengingatnya”.  
Perbedaan Antara Hadits Qudsi dengan Al-Qur’an
  • Al-Qur’an itu lafadh dan maknanya dari Allah, sedangkan hadits qudsi maknanya dari Allah dan lafadhnya dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam.
  • Membaca Al-Qur’an termasuk ibadah dan mendapatkan pahala, sedangkan membaca hadits qudsi bukanlah termasuk ibadah dan tidak mendapat pahala.
  • Disyaratkan mutawatir dalam periwayatan Al-Qur’an, sedangkan dalam hadits qudsi tidak disyaratkan mutawatir.
  Perbedaan Antara Hadits Qudsi dengan Hadits Nabawi
Hadits Nabawi disandarkan kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan diceritakan oleh beliau, sedangkan hadits qudsi disandarkan kepada Allah kemudian Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menceritakan dan meriwayatkannya dari Allah. Oleh karena itu diikat dengan sebutan Hadits Qudsi.
Ada yang berpendapat bahwa dinamakan Hadits Qudsi karena penisbatannya kepada Allah Yang Maha Suci. Sementara Hadits Nabawi disebut demikian karena dinisbatkan kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam. Hadits Qudsi jumlahnya sedikit. Buku yang terkenal mengenai hal ini adalah [Al-Ittihafaat As-Sunniyyah bil-Hadiits Al-Qudsiyyah  karya Abdur-Ra'uf Al-Munawi (103 H) yang berisi 272 hadits.]

Perkembangan Teknologi Komunikasi Interpersonal & Nirmassa

Perkembangan Teknologi Komunikasi Interpersonal & Nirmassa
Perkembangan media isyarat
Isyarat sebagai media pertama yang dimiliki oleh manusia samapai saat ini tetap digunakan sebagai media komunikasi, bahkan beberapa isyarat merupakan bahasa alami manusia sebagai ekspresi dan pengejawantahan kondisi psikologis manusia. Umumnya media isyarat menggunakan dua alat yaitu bagian tubuh manusia atau alat lain sebagai alat bantu diluar bagian tubuh manusia seperti bendera, asap, tongkat dan sebagainya.
Media Isyarat asap dan api
Pada awalnya penggunaan isyarat diciptakan pada jaman Yunani masa pemerintahan raja Darius I (522 –486 SM) ketika mengalami kesulitan dalam pengiriman pesan berita kepada
propinsi-propinsi di bawah kekuasaannya yang tersebar dari sungai Indus hingga Danube. Isyarat yang digunakan adalah dengan menyuruh orang berdiri di ketinggian dan menyalakan api. Melalui asap yang ditimbulkan tercipta beberapa pesan yang diterima 30 kali lebih cepat daripada menggunakan kurir yang berlari secara marathon. Cara yang sama juga dilakukan oleh bangsa Gaul (Viking) pada jaman Julius Caesar dan bangsa Indian di Amerika. Media isyarat api ini hanya bisa digunakan dalam kondisi cerah tidak hujan. Yang bisa mengartikan hanyalah orang-orang yang berada pada kelompok pengguna isyarat tersebut. Media
isyarat asap hanya efektif digunakan untuyk mengirim pesan-pesan singkat.
Media isyarat semaphore
Semaphore adalah cara berkomunikasi melalui isyarat 2 bendera ditangan dengan cara menggerakkannya dengan berbagai variasi posisi-posisi tertentu yang memiliki arti huruf, angka dan isyarat khusus. Perkembangan semaphore juga muncul pada masa Yunani dan Romawi. Ketika ditemukannya telescope pada tahun 1600, semamphore mampu mengirim pesan lebih jauh lagi dengan cara sistem berantai. Media semaphore mampu digunakan dalam kondisi cuaca cerah. Pesan efektif yang dikirimkan relatif hanyalah pesan singkat dan mudah dipahami karena pesan dapat diulang dengan standard pesan yang sama. Secara internasional isyarat semaphore memiliki kesamaan variasi posisi yang berarti sama dalam arti dan makna Jika peralatan elektronik tidak dapat digunakan, dalam kondisi survive semaphore digunakan untuk mengirim pesan dari jarak jauh. Pada saat ini media semaphore masih digunakan oleh kalangan dinas angkatan laut dan kegiatan kepanduan.
Perkembangan media telegraf
Telegraf dalam bahasa Yunani memiliki arti sebagai menulis dari jauh. Dengan demikian pengertian dari telegraf adalah sistem komunikasi yang menggunakan transmisi signal yang memiliki arti huruf, angka dan tanda baca. Telegraf adalah media telekomunikasi pertama yang ditemukan di dunia ini. Penemuan telegraf merupakan invensi dari penemuan sebelumnya yang dilakukan oleh ALESSANDRO VOLTA dan ANDRE’ MARIE
AMPERE yang menemukan arus listrik lemah. Sebelum kode morse ditemukan oleh ditemukan oleh SAMUEL FINLEY BREESE MORSE (1791-1872). Pada tahun 1794 seorang insinyur Perancis membuat menara setinggi 5 – 10 meter . Pada menara tersebut terdapat dua tuas besi yang bila di pertemukan akan menghasilkan percikan listrik. Percikan inilah digunakan sebagai isyarat dalam berkomunikasi. Kemampuan yang dimiliki Chappe’s semaphore dapat mengirim
pesan dalam 2 menit dengan jarak 230 km dari Lille ke Paris. Jarak interval masing-masing
menara berkisar 8 hingga 16 km.
Pada tahun 1832 sepulang dari Inggris Samul Morse memiliki ide untuk membuat mesin sebagai penyempurnaan chappe semaphore. Ia percaya bahwa percikan listrik mampu membawa signal-signal listrik. Percikan listrik tersebut di rubahnya dalam bentuk kode sederhana dengan menggunakan simbol titik dan garis yang direkam dalam kertas digerakan sistem elektromagnetik. Pada tahap awal Morse hanya bisa menyampaikan pesan sejauh 32 km atau 20 mil percoban ini dianggap sebagai embrio lahirnya mesin telegraf
Sebagai media pesan media telegraf adalah media yang efektif dalam penyampaian pesan jarak jauh, namun yang bisa mengirim dan menerima pesan tersebut hanyalah orangorang yang paham dan hapal kode morse. Jika untuk keperluan inteligence atau peperangan maka kode morse ini bisa digunakan agar pesan rahasia tetap terjaga.
Pada saat sebelum telegraf di temukan dan mesin telephone belum memasyarakat maka telegraf menjadi primadona untuk menyampaikan pesan jarak jauh. Umumnya telegram diperlakukan sebagai sesuatu yang istimewa karena umumnya pula telegram selalu berisi pesan penting. Perkembangan selanjutnya kemajuan teknologi telegraf melahirkan
berbagai media baru seperti :
a. Teleprinting fungsi kerjanya sama dengan telegraf hanya pesan yang diterima
dalam bentuk kata bukan kode atau tanda. Pengirimannyapun juga
menggunakaan keyboard huruf bukan menggunakan tombol penghasil bunyi.
b. facsimile adalah telegraf generasi otomatis yang mampu mengirim dan menerima
data serta gambar
Kini kode morse dapat diterima oleh komputer dengan cara memasukkan software
penerima kode morse (morse decoder). Adapun kode yang dihasilkan serta tampilan
sotwarenya bentuknya adalah sebagai berikut :
Perkembangan media telepon
Telepon adalah instrumen yang dapat mengirim dan menerima pesan suara dan data melalui tenaga elektrik. Telepon merupakan alat telekomunikasi ke dua setelah telegraf, dan penggunaannnya hanya beisi pesan. Umumnya telepon digunakan untuk melakukan komunikasi biasa, bisnis serta keperluan emergency seperti gangguan keamanan ( kode 911).
Saat ini telephone juga dimanfaatkan untuk keperluanmelakukan dial up untuk akses
internet ditambah modem. Secara kronologis telepon ditemukan oleh Alexander Graham Bell (1847 – 1922) secara tidak sengaja. Ia sebenarnya melakukan percobaan pembuatan mesin telegraf yang dibantu oleh assistennya Thomas Watson yang berada di tempat lain. Ketika ia berbicara tanpa sengaja suaranya di dengar oleh Watson. Kejadian ini terjadi pada ttahun 1875. Konstruksi pertama pesawat telepon yang dibuat adalah sangat sederhana yaitu kotak yang terdiri dari kabel koil, magnet dan membran. Suara yang diterima pada medan magnegtic akan digetarkan dan digaungkan oleh membran sehingga bisa ditransmisikan.
Baru pada tahun 1876 prototype disempurnakan oleh Bell dengan design mirip mikropon seperti sekarang ini yang terdiri dari kabel pendenggar suara dan moncong untuk berbicara.
Teknis media telephone
Basic teknis media telepon adalah terdiri dari transmiter yang mengirimkan suara, receiver yang menerima suara, bebeberapa tombol nomor untuk melakukan dial, nada ring atau
alarm serta beberapa sirkuit elektronis yang disebut sebagai antisidetone.
Telephone dan facsimile
Perkembangan terakhir dari tenologi telepon kabel adalah digabungkannya teknologi teleepon dengan mesin facsimile. Ara kerja dari facsimile ini adalah meng-scan dokumen yang akan dikirim dalam bentuk elektrik impulse. Elektrik impulse ini kemudian melewati jaringan kabel telepon yang diterima oleh pesawat penerima dan dirubah kembali dalam bentuk tulisan, gambr atau bentuk lainnya..
Pengertian Facsimile
Sudut pandang ilmu komunikasi memberi batasan bahwa facsimile adalah media komunikasi untuk mengirim, menerima dan mengcopy dokumen. Standard kerja dari facsimile seperti kombinasi telephone dan mesin foto copy. Setelah dokumen di scan oleh optical scanner dalam mesin fax.
Setelah terekam maka maka dokumen tersebut berubah menjadi photoelectric cell yang dirubah menjadi elektric impulse yang dikirim melalui kabel telephone dan diterima oleh mesin fax penerima.
Sistem kerja komunikasi menggunakan telepon
Untuk menyampaikan pesan melalui media telepon maka akan melibatkan banyak hardware yang digunakan meliputi handset, stasiun kontrol pusat, kabel perantara hingga
handset yang dituju. Namun secara sederhana cara kerja sistem komunikasi telepon adalah
sebagai berikut :
Handset terdiri dari 2 bagian utama yaitu untuk mengirimkan pesan ( bagian mulut ) dan bagian untuk menerima signal atau pesan ( bagian telinga ). Bila suara diucapkan maka gelombang suara akan ditransmisikan diaphragma yang ada dalam handset ( kotak telepon ).
Setelah itu gelombang suara disalurkan ke jaringan kawat atau kabel yang dikontrol oleh stasiun kontrol pusat, dan pada akhirnya diterima oleh hand set receiver.
Sistem kerja telepon secara sederhana dapat dilihat dalam gambar berikut :
Seperti dilihat ada tiga bagian penting dalam sistem kerja telepon :
• Switch alat untuk menyambung dan memutuskan koneksi ke jaringan telepont.
• Speaker alat untuk mendengarkan suara dari pesan yang datang
• Microphone Bagian yang mengirimkan pesan dalam bentuk gelombang suara
Koneksi yang terjadi dalam komunikasi dua arah melalui telepon sesungguhnya merupakan bagian kecil dari jaringan telepon yang ada di dunia ini. Telepon senyatanya merupakan media “network” atau jaringan yang bersifat personal.
Perkembangan cordless Telephone
Cordless telephone saat ini bukan lagi menjadi temuan atau barang mutakhir namun penggunaannnya mampu memberikan solusi bagi pengguna yang tidak memiliki jaringan telephone sekitarnya. Cordless telephone adalah telephone yang bekerja tanpa kabel sehingga memberikan kebebasan pada pengguna untuk bergerak tanpa harus terpaku di tempat pesawat telephone.
Kelebihan yang ke dua cordless telephone ini dapat digunakan untuk berbicara dengan lebih dari satu pesawat telephone, paling banyak adalah sepuluh pesawat telephone. Namun kerugiaanya karena sistem kerjanya tanpa kabel dan menggunakan frequency radio maka banyak terdapat noise dan mudah untuk disadap atau digunakan frequencynya tanpa ijin pemiliknya Sistem komunikasi menggunakan cordless telephone adalah mirip stasiun mini radio. Pesan yang disampingkan melalui handset akan dikirim dalam bentuk signal radio dan ditransmisikan ke stasiun kontrol pusat untuk diteruskan ke nomor dial pesawat yang dituju. Jarak terjauh yang bisa dijangkau oleh layanan cordless telephone ini adalah sejauh dua hingga empat mile atau antara 3 hingga 10 kilometer.
Karaketristik media telephone (kabel dan cordless)
Media telepon memiliki karakter yang bersifat personal namun dalam taraf relatif terbatas artinya bahwa media telephone dengan sistem kabel dan cordless tidak bersifat portable sehingga belum tentu pesan yang disampaikan akan langsung diterima oleh person yang dituju. Dari segi kecepatan penyampaian pesan media telepon memiliki tingkat efisien dan efektivitas yang tinggi namun biaya yang harus dikeluarkan karena menggunakan hitungan pulsa maka media ini masih dianggap mahal dan hanya dimiliki oleh golongan menengah atas saja. Di Indonesia sendiri media telepon memiliki kendala terhadap luasnya jaringan yang dimiliki artinya masih ada daerah-daerah yang tidak tersentuh oleh jaringan telepon.

Komunikasi interpersonal

Dilihat dari jenis Interaksi dalam komunikasi, komunikasi dapat dibedakan atas tiga kategori yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok kecil dan komunikasi publik.

Apa itu Komunikasi Interpersonal :
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. (Muhammad, 2005,p.158-159).
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30).
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)
Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).

Klasifikasi Komunikasi Interpersonal

Redding yang dikutip Muhammad (2004, p. 159-160) mengembangkan klasifikasi komunikasi interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan dan wawancara.
a. Interaksi intim termasuk komunikasi di antara teman baik, anggota famili, dan orang-orang yang sudah mempunyai ikatan emosional yang kuat.
b. Percakapan sosial adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara sederhana. Tipe komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan informal dalam organisasi. Misalnya dua orang atau lebih bersama-sama dan berbicara tentang perhatian, minat di luar organisasi seperti isu politik, teknologi dan lain sebagainya.
c. Interogasi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam kontrol, yang meminta atau bahkan menuntut informasi dari yang lain. Misalnya seorang karyawan dituduh mengambil barang-barang organisasi maka atasannya akan menginterogasinya untuk mengetahui kebenarannya.
d) Wawancara adalah salah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Misalnya atasan yang mewawancarai bawahannya untuk mencari informasi mengenai suatu pekerjaannya.

Tujuan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan dipaparkan 6 tujuan, antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) :

a. Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.

b. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari
atau didalami melalui interaksi interpersonal.

c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.

d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak
menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.

e. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.

f. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.

Efektivitas Komunikasi Interpersonal
Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).( Devito, 1997, p.259-264 ).

1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).

2. Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.
Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang sepantasnya.

3. Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.

4. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.
Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

5. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan,
ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.

Senin, 14 Mei 2012

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan struktur dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan mahluk Tuhan yang lainnya. Manusia juga diciptakan sebagai mahluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Di sisi lain, kerena manusia adalah mahluk sosial, maka manusia pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik maupun dalam konteks sosial budaya.
Aktifitas interaksi sosial dan tindakan komunikasi itu dilakukan baik secara verbal, non verbal maupun simbolis. Kebutuhan adanya sebuah sinergi fungsional dan akselerasi positif dalam melakukan pemenuhan kebutuhan manusia satu dengan yang lainnya ini kemudian melahirkan kebutuhan tentang adanya norma-norma dan nilai-nilai sosial yang mampu mengatur tindakan manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhannya, sehingga tercipta keseimbangan sosial (social equilibrium) antara hak dan kewajiban dalam pemenuhan kebutuhan manusia, terutama juga kondisi keseimbangan itu akan menciptakan tatanan sosial (social order) dalam proses kehidupan masyarakat saat ini dan waktu yang akan datang.
Demikian pula halnya dalam rangka menciptakan suatu desa yang memiliki ketahanan di bidang sosial, maka dirancanglah model desa berketahanan sosial. Model desa berketahanan sosial merupakan bentuk transformasi sintesa konseptual sampai empirik mengenai pengembangan ketahanan sosial masyarakat melalui pemberdayaan pranata sosial.
Unsur-unsur penting yang tertanam dalam model desa yang berketahanan sosial melalui pemberdayaan pranata sosial, dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Saling percaya
2. Sistem hubungan sosial/relasi sosial (interaksi dan komunikasi sosial)
3. Nilai dan norma
4. Wadah/jaringan
5. Pola perilaku sosial
6. Pembekalan
7. Stimulan
8. Adanya langkah-langkah pemberdayaan pranata sosial
9. Supervise, monitoring,evaluasi dan pelaporan
10. Terminasi
Untuk dapat mewujudkan desa yang berketahanan sosial tersebut , komunikasi dan interaksi adalah salah satu factor yang krusial. Fokus interaksi social dalam masyarakat adalah komunikasi itu sendiri, dan komunikasi menjadi unsur penting dalam seluruh kehidupan manusia. Pemberdayaan pranata sosial adalah salah satu upaya dalam mewujudkan desa yang
berketahanan sosial. Dalam pemberdayaan pranata sosial itu sendiri, terdapat komunikasi kelompok yang memfokuskan pembahasannya kepada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antar pribadi.
Dalam tulisan ini saya mencoba menggambarkan komunikasi apa yang efektif untuk dapat mewujudkan desa yang berketahanan sosial yang salah satu upayanya adalah dengan pemberdayaan pranata sosial. Selain itu juga dalam desa berketahanan sosial salah satu dimensinya menyebutkan mampu memelihara kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya sosial.
Dalam komunikasi antar budaya juga dipelajari bagaimana kita mampu memahami dan memelihara kearifan lokal tersebut. Pada dasarnya dalam menggapai suatu tujuan yang ingin dicapai , baik individu kelompok maupun masyarakat , yang dalam tulisan ini dititikberatkan pada masyarakat desa dapat dilakukan, salah satunya dengan mencari komunikasi apa yang efektif untuk mewujudkan hal tersebut
1.2. Kerangka Konseptual
Karena komunikasi menjadi unsur penting dalam seluruh kehidupan manusia, maka komunikasi itu sendiri tidak terlepas dari sejarah kemanusiaan Riwayat komunikasi dan Sejarah kemanusiaan Riwayat perkembangan komunikasi antarmanusia adalah sama dengan sejarah kehidupan manusia itu sendiri. Menurut Nordenstreng dan Varis (1973) dalam (Nasution,1989:15), ada empat titik penentu yang utama dalam sejarah komunikasi manusia, yaitu:
1. Ditemukannya bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia
2. Berkembangnya seni tulisan dan berkembangnya kemampuan bicara manusia menggunakan bahasa
3. Berkembangnya kemampuan reproduksi kata-kata tertulis (written words) dengan menggunakan alat pencetak sehingga memungkinkan terwujudnya komunikasi massa yang sebenarnya.
4. Lahirnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, televisi hingga satelit.
Berkembangnya keempat titik penentu dalam sejarah komunikasi merupakan puncak prestos peradaban umat manusia , mengungguli siapapun mahluk Tuhan di alam jagat raya. Dari empat titik ini kemudian manusia berkembang bersama semua aspek kehidupan manusia yang membedakan dengan mahluk lainnya yaitu:
(1) manusia mampu berkomunikasi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa dan simbol-simbol visual lainnya. Dalam teori interaksi simbolis, dikatakan bahwa bentuk interaksi manusia semacam ini merupakan bentuk interaksi terumit dan tercanggih yang pernah dimiliki oleh mahluk mana pun di bumi.
(2) manusia mampu menafsirkan bahasa dan simbol-simbol berdasarkan persepsi dirinya maupun berdasarkan persepsi orang lain. Kemampuan ini merupakan puncak dari kemampuan akal dan nurani manusia yang tidak pernah diberikan Tuhan kepada mahluk apapun di dunia dan dalam tata galaksi manapun di alam raya ini.
(3) manusia mampu belajar menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya serta menciptakan dan menggunakan alat (teknologi ) yang diperlukan dalam mengatasi lingkungannya.
1.3. Proses Komunikasi Dalam Masyarakat
Masyarakat memiliki struktur dan lapisan (layer) yang bermacam-macam, ragam struktur dan lapisan masyarakat tergantung pada kompleksitas masyarakat itu sendiri. Semakin kompleks suatu masyarakat, maka stuktur masyarakat itu semakin rumit pula. Kompleksitas masyarakat juga ditentukan oleh ragam budaya dan proses-proses yang dihasilkan. Semakin masyarakat itu kaya dengan kebudayaannya, maka semakin rumit proses-proses sosial yang dihasilkan.
Berbagai proses komunikasi dalam masyarakat terkait dengan stuktur dan lapisan (layer) maupun ragam budaya dan proses social yang ada di masyarakat tersebut, serta tergantung pula pada adanya pengaruh dan khalayaknya , baik secara individu, kelompok ataupun masyarakat luas. Sedangkan substansi bentuk atau wujud komunikasi ditentukan oleh:
(1) pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi (komunikator dan khalayak);
(2) cara yang ditempuh;
(3) kepentingan atau tujuan komunikasi;
(4) ruang lingkup yang melakukannya;
(5) saluran yang digunakan; dan
(6) isi pesan yang disampaikan.
Konsep desa berketahanan social Desa berketahanan sosial adalah desa yang masyarakatnya mampu melindungi warganya yang rentan, miskin,dan penyandang kesejahteraan sosial lainnya, mampu meningkatkan partisipasi masyarakatnya dalam organisasi social lokal, mampu mengendalikan konflik social/ tindak kekerasan social dan mampu memelihara kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya social. Keempat kemampuan tersebut merupakan dimensi atau indikator yang tertanam di dalam desa yang berketahanan sosial. Untuk dapat mewujudkan desa yang berketahanan sosial tersebut , komunikasi dan interaksi adalah salah satu faktor yang krusial. Fokus interaksi sosial dalam masyarakat adalah komunikasi itu sendiri, dan komunikasi menjadi unsur penting dalam seluruh kehidupan manusia. Dalam buku sosiologi pedesaan menyebutkan kerangka pemikiran (Eduard sapir)
Komunikasi sebagai proses meliputi:
a. Proses komunikasi primer,berlaku tanpa alat, yaitu secara langsung dengan menggunakan bahasa, gerakan yang diberi arti khusus, aba-aba dan sebagainya
b. Proses komunikasi sekunder, berlaku dengan menggunakan alat agar dapat melipatgandakan jumlah penerima pesan/amanat, yang berarti pula mengatasi hambatanhambatan geografis (berupa radio,televisi dll), serta hambatan waktu (berupa telepon,radio,buku). Dalam hal ini alat-alat itu merupakan media massa.
Proses komunikasi primer mendasari pola komunikasi tradisional atau pola komunikasi lama dan proses komunikasi sekunder mendasari pola komunikasi baru atau pola komunikasi modern.
1.4. Jaringan Komunikasi Tradisional
Suatu jaringan komunikasi yang masih dianggap sangat penting oleh masyarakat pedesaan; ciricirinya adalah:
a. Hubungan social antara para pelakunya berhadapan muka
b. Hubungan social yang terjadi sifatnya mendalam dan berlaku kepada orang-orang yang berbeda “status”. Sebagai contoh adalah hubungan “patron-klien” atau hubungan bapak pengikut
c. Pemberi pesan/amanat dinilai oleh si penerima pesan dari segi IDENTITASNYA dan bukan dari ISInya
d. Karena jaringan komunikasi tradisional sudah berakhir/sudah lama berjalan, pola tersebut sanggup menyebarkan berita-berita antara warga desanya.
Dalam mewujudkan model desa berketahanan sosial terdapat prinsip pemberdayaan pranata social yang dalam kinerja prosesnya ditandai sebagai kohesi konstruksi proses pemberdayaan terhadap tujuan mewujudkan masyarakat berketahanan social. Dalam Kepmensos RI Nomor 12/HUK/2006 secara implicit terkandung prinsip, bahwa konstruksi proses pemberdayaan pranata social yang koheren adalah segala upaya yang membangun kebersamaan atau silaturahmi seluruh unsur masyarakat untuk mewujudkan masyarakat desa yang berketahanan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Komunikasi
Definisi komunikasi;
1. Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi, gagasan dan perasaan. Proses itu meliputi informasi yang disampaikan tidak hanya secara lisan dan tulisan, tetapi juga dengan bahasa tubuh, gaya maupun penampilan diri, atau menggunakan alta bantu di sekeliling kita untuk memperkaya sebuah pesan ( Hybels and Weafer II, 1992).
2. Komunikasi adalah pernyataan diri yang efektif , pertukaran pesan-pesan yang tertulis, pesan-pesan dalam percakapan, bahkan melalui imajinasi, pertukaran informasi atau hiburan dengan kata-kata melalui percakapan atau dengan metode lain, pengalihan informasi dari seseorang kepada orang lain, pertukaran makna antarpribadi dalam system symbol, proses pengalihan pesan melalui saluran tertentu kepada orang lain dengan efek tertentu
2.2. Model komunikasi Antar Manusia
Dalam kehidupan sehari-hari proses komunikasi diawali oleh sumber (source) baik individu ataupun kelompok yang berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok lain .
1. langkah pertama yang dilakukan sumber adalah ideation, yaitu penciptaan suatu gagasan atau pemilihan seperangkat informasi untuk dikomunikasikan. Dalam desa berketahanan social kita mencoba mengkomunikasikan konsep desa berketahanan social tersebut dengan keempat indicator yang terdapat didalamnya. Ideation ini merupakan landasan bagi suatu pesan yang akan disampaikan.
2. Langkah kedua dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding, yaitu sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud kata-kata, tanda-tanda atau lambang-lambang yang disengaja untuk menyampaikan informasi dan diharapkan mempunyai efek terhadap orang lain. Pesan atau message adalah alat-alat dimana sumber mengekspresikan gagasan dalam bentuk bahasa lisan, bahasa tertulis ataupun perilaku nonverbal, seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah, atau gambar-gambar.
3. Langkah ketiga dalam proses komunikasi adalah penyampaian pesan yang telah disandi (encode). Pada langkah ketiga ini, kita mengenal istilah channel atau saluran, yaitu alat-alat untuk menyampaikan suatu pesan
4. Langkah keempat ,perhatian dialihkan ke penerima pesan. Dalam proses ini , penerima melakukan decoding, yaitu memberikan penafsiran interpretasi terhadap pesan yang disampaikan kepadanya. Pemahaman (understanding) merupakan kunci untuk melakukan decoding dan hanya terjadi dalam dalam pikiran penerima.
5. Tahap terakhir dalam proses komunikasi adalah feedback atau umpan balik yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah disampaikannya kepada penerima. Umpan balik inilah yang dapat dijadikan landasan untuk megevaluasi efektivvitas komunikasi (Sendaja, 2002:4.7)
2.3. Pandangan Terhadap Komunikasi
1. Komunikasi sebagai aktifitas simbolik
Karena aktifitas berkomunikasi menggunakan symbol-simbol bermakna baik verbal maupun nonverbal. Symbol komunikasi ini dapat berbentuk tindakan dan aktifitas manusia, atau tampilan objek yang mewakili makna tertentu. Makna dalam hal ini adalah persepsi, pikiran atau perasaan yang dialami seseorang yang pada gilirannya dikomunikasikan kepada orang lain.
2. Komunikasi sebagai proses
Karena komunikasi adalah aktifitas dinamis, aktifitas yang terus berlangsung secara berkesinambungan sehingga terus mengalami perubahan.
3. Komunikasi sebagai pertukaran makna
Kegiatan komunikasi merupakan kegiatan mengirim atau menerima pesan , namun pesan sama sekali tidak berpindah, yang berpindah adalah makna dari pesan tersebut.
2.4. Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi adalah berkomunikasi dengan seseorang secara informal dan tidka berstruktur. Dalam kenyataannya, proses komunikasi antar pribadi dipengaruhi oleh factor-faktor personal maupun kelompok. Factor-faktor personal yang mempengaruhi komunikasi antar pribadi antara lain adalah factor kognitif seperti konsep diri, persepsi, sikap, orientasi diri, dan harga diri. Di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, hubungan antar pribadi memainkan peran penting dalam membentuk kehidupan masyarakat, terutama ketika hubungan antar pribadi itu mampu memberikan dorongan kepada orang tertentu yang berhubungan dengan perasaan, pemahaman informasi, dukungan dan berbagai bentuk komunikasi yang mempengaruhi citra diri orang serta membantu orang untuk memahami harapan-harapan orang lain,.
Namun demikian, individu yang mempengaruhi proses komunikasi tidak lepas dari pengaruh kelompoknya baik yang primer maupun sekunder, termasuk pula pengaruh media massa terhadapnya. Walaupun komunikasi individu tidak terlepas dari pengaruh kelompok, namun konsep komunikasi ini hanya melihat apa konten dari komunikasi yang dibangun oleh individu masing-masing. Hal ini berbeda dengan komunikasi kelompok, dimana kontennya dipengaruhi oleh motivasi bersama dalam kelompok. Dalam memberdayakan pranata social yang ada di desa diperlukan komunikasi baik secara interpersonal (individu dengan individu) maupun komunikasi kelompok.
2.5. Komunikasi Kelompok
merupakan komunikasi diantara sejumlah orang ( kecil : 4-20 orang, besar: 20-50 orang) di dalam sebuah kelompok. Karakteristik komunikasi dalam kelompok ditentukan melalui dua hal, yaitu norma dan peran. Norma adalah kesepakatan dan pengkajian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berhubungan dan berperilaku satu dengan lainnya. Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran (soekanto, 2002:242)
Proses-proses yang terjadi dalam komunikasi kelompok memungkinkan unsur-unsur kebudayaan, norma sosial, kondisi situasional, tatanan psikologi, sikap mental, konteks tradisi cultural, maupun pengaruh ritual semuanya berproses dan turut menentukan proses-proses komunikasi ini.
Dengan demikian, komunikasi kelompok merupakan proses yang sistematik dan terstruktur serta membentuk suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen sistemnya, seperti konteks komunikator, konteks pesan, dan konstruksi ide, konteks pola interaksi, konteks situasional,konteks sikap-sikap individu terhadap kelompok dan konsep toleransi yang ada dalam kelompok itu sendiri. Karena itu dalam memahami komunikasi kelompok, maka yang diperlukan adalah pemahaman tentang budaya, nilai-nilai, sikap dan keyakinan komunikator, konteksnya, orientasi cultural kelompok,lingustik kelompok, dan serangkaian factor psikologis.
2.6. Komunikasi budaya
Dalam komunikasi budaya diajarkan tentang kearifan local yang merupakan salah satu dimensi dari desa berketahanan social yaitu mampu memelihara kearifan local dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya social. Dalam rangka mencapai dimensi tersebut kita perlu mengetahui apa manfaat dari kearifan local itu sendiri. Banyak yang sepakat bahwa sesungguhnya tradisi-tradisi local dan kebudayaan local (kearifan local) sarat dengan nilai-nilai humanistik, yang jika tidak terkontaminasi dengan nilai-nilai luar masih efektif sebagai solusi konflik. Dan jika kearifan local tetap dipelihara ,dapat menunjang salah satu dimensi desa berketahanan social, yaitu mampu mengendalikan konflik social/ tindak kekerasan social. Oleh karena itu diperlukan komunikasi yang efektif dalam menjaga kearifan local tersebut. Dalam kebudaayaan Jawa, misalnya prinsip harmoni , hingga saat ini diduga menjadi salah satu kekuatan yang bisa meredam konflik yang eksplosif. Inilah sebabnya mengapa di wilayah subkultur Mataram kadar konflik social relative rendah meskipun secara politik dan ekonomi potensial untuk konflik.
Humaniora yang bersumber dari kearifan local semacam itu, kiranya juga dimiliki oleh setiap kebudayaan di daerah. Oleh karena itu, pelbagai upaya untuk mengidentifikasi nilai-nilai local yang humanistic perlu dilakukan , untuk kemudian diinternalisasikan melalui pendidikan keluarga maupun pendidikan sekolah. Reaktualisasi kearifan local semacam ini lambat laun juga akan menjadi dasar dalam etika pergaulan social. Dan oleh karena kearifan local itu sarat mengandung humanism maka akan dapat terjadi cross cutting dalam pergaulan kebudayaan antar daerah di lingkup nasional, sebab humanisme bersifat universal. Proses ini nantinya akan menimbulkan perimpitan antar nilai dari pelbagai daerah sehingga potensial menjadi identitas kebudayaan nasional.
2.7. Komunalisme Desa
System kehidupan komunal merupakan watak dasar desa mengacu pada tipikal paguyuban yang terjadi dalam proses social dan politik desa. Paguyuban dimaksudkan pada tata hubungan masyarakat desa sebagai keluarga besar dimana diliputi kehendak alami seperti nilai sentimen, tradisi dan ikatan umum yang mengatur basis hidup dan sumber daya komunal. Istilah sumber daya menunjukkan banyak aspek penting yang menghubungkan dinamika komunitas dan isu-isu jaminan social dan ekonomi desa. Sumber daya bisa berarti asset, hak milik, pruduk, sarana-sarana, kepunyaan, kemakmuran dan modal. Ini mengarah pada suatu asumsi dasar bahwa system kekeluargaan, kekerabatan dan kesetiakawanan memainkan peran penting dalam penyediaan jaminan social dan ekonomi di desa.
Karakteristik komunalisme desa juga terkait, dengan adanya unsur-unsur yang menjadi kekuatan social desa . Diantaranya solidaritas social, keswadayaan ekonomi, kemandirian politik, dan kekhasan budaya. Pada konteks ini diyakini bahwa dinamika masyarakat desa yang berwujud inisiatif, prakarsa, partisipasi dan emansipasi warga merupakan proses social dan politik yang khas berlangsung di desa. Hal tersebut di atas masuk dalam konteks kearifan local yang dimiliki desa.
Arti komunikasi yang efektif Seluruh proses komunikasi pada akhirnya menggantungkan keberhasilan pada tingkat ketercapaian tujuan komunikasi,yakni sejauh mana para partisipan memberikan makna yang sama atas pesan yang dipertukarkan, itulash yang dikatakan efektifitas komunikasi. Komunikasi yang efektif terjadi jika muncul mutual understanding atau komunikasi yang saling memahami. Yang dimaksudkan dengan saling memahami adalah keadaan dimana seseorang dapat memperkirakan bagaimana orang lain memberi makna atas pesan yang dikirim dan merespon pesan yang diterima. Satu hal yang perlu diingat bahawa timbal balik anatara sender (pengirim pesan ) dan receiver (penerima pesan) tidak sama dengan pernyataan setuju, tetapi hanya sebatas menyatakan bahwa dua pihak sama-sama mengerti makna dari pesan yang dipertukarkan itu.
Berikut ini adalah beberapa konsep yang berkaitan dengan efektifitas komunikasi, yaitu bahwa komunikasi yang efektif harus memperhatikan beberapa syarat (Saudra Hybels and Ricard L .Weaver II, 1992) yaitu:
1. Jenis keterampilan komunikasi macam manakah yang paling banyak dibutuhkan
2. Jenis keterampilan komunikasi manakah yang dirasakan paling sulit
3. Jika ada kesulitan maka dimanakah seseorang dapat memperoleh bantuan
4. Dan kapan jadwal yang tepat untuk memperbarui keterampilan berkomunikasi?
Beberapa aspek yang berkaitan dengan efektifitas komunikasi ( William Gudykunts, 1991) yaitu:
1. Kemampuan untuk memisahkan secara jelas cara-cara, mendeskripsi, interpretasi dan cara mengevaluasi pesan
2. Kemampuan untuk menggunakan umpan balik
3. Kemampuan untuk mendengarkan secara efektif
4. Kemampuan bermetakomunikasi Iklim komunikasi Gudykunts (1977) mengatakan bahwa iklim komunikasi adalah suasana kebatinan saat komuniksi itu berlangsung. Sekurangmkurangnya iklim komunikasi ditentukan oleh tiga dimensi yaitu :
1. perasaan positif, dimana dimensi ini berisi perasaan adil, menyenangkan, aman, menerima dan tingkat kecemasan yang rendah
2. kognitif, dimensi ini meliputi derajat kepercayaan yang kita bawa dalam suasana komunikasi seperti adanya harapan, kepastian, pemahaman, dan memenuhi hasrat ingin tahu
3. dimensi perilaku terlihat dalam tindakan dan keterampilan saat berkomunikasi melalui kata dan perbuatan Wiseman and Hammer (1977) juga menegaskan bahwa untuk mengatasi iklim komunikasi dapat dilakukan dengan cara menciptakan “kebudayaan ketiga” yang lebih netral agar dua pihak dapat menerimanya. Indikasi terciptanya efektifitas komunikasi yaitu:
1. hadirnya iklim yang tidak mengancam
2. terbukanya pintu komunikasi
3. adanya pengelolaan percakapan yang lebih baik
4. dan terwujudnya relasi yang memuaskan kedua belah pihak
Dengan kata lain, dalam rangka menciptakan ”budaya ketiga” itu, kita harus cepat mengidentifikasi factor-faktor pembentuk komunikasi yang positif.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN DAN SARAN
Kehidupan manusia ditandai oleh dinamika komunikasi. Seluruh umat manusia di dunia benar-benar menyadari bahwa semua kebutuhan hidupnya hanya dapat dipenuhi jika dia berkomunikasi dengan orang lain. Pada akhirnya seluruh proses komunikasi menggantungkan keberhasilan pada tingkat ketercapaian tujuan komunikasi, yakni sejauh mana para partisipan memberikan makna yang sama atas pesan yang dipertukarkan. Untuk dapat mewujudkan desa yang berketahanan sosial, komunikasi dan interaksi adalah salah satu faktor yang krusial.
Fokus interaksi sosial dalam masyarakat adalah komunikasi itu sendiri, dan komunikasi menjadi unsure penting dalam seluruh kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Sajogjo, Sajogjo Pudjiwati. 2007. Sosiologi Pedesaan kumpulan Bacaan Jilid2.Yogyakarta.Gajahmada University Press
Ali, Madekhan. 2007. Orang Desa Anak Tiri Perubahan.Lamongan.Averroes Press
Liliweri,Alo. 2003. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta. LKiS Yogyakarta
Rahmat, Jalaludin. . Sosiologi Komunikasi