MODEL KOMUNIKASI MEKANISTIS DAN MODEL KOMUNIKASI DUA ARAH
Model
komunikasi adalah representasi fenomena komunikasi dengan menonjolkan
unsur-unsur terpenting guna memahami suatu proses komunikasi.
Menurut
Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi adalah deskripsi ideal
mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Sedangkan B.
Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang mengabstraksikan dan
memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang
penting dari fenomena yang dijadikan model.
Sebagian ahli memaknai
model sebagai penyederhanaan teori yang disajikan dalam bentuk gambar.
Karena itu, hakikatnnya model adalah alat bantu. Sebagai alat bantu,
model mempermudah penjelasan fenomena komunikasi dengan mempresentasikan
secara abstrak ciri-ciri yang dianggap penting dan menghilangkan
rincian yang tidak perlu.
Karena hubungan antara model dengan teori
begitu erat, model sering dicampuradukkan dengan teori. Kita dapat
menggunakan kata-kata, angka, simbol, dan gambar untuk melukiskan model
suatu objek, teori atau proses.
Dilihat dari bentuknya, model komunikasi dasar yang akan kita bahas adalah :
Model komunikasi linear satu arah
Model komunikasi sirkuler
MODEL-MODEL KOMUNIKASI LINEAR : SATU ARAH
Model
ini didasari paradigma stimulus-respons. Menurut paradigma ini,
komunikan akan memberikan respons sesuai stimulus yang diterimanya.
Komunikan adalah makhmuk pasif, menerima apapun yang disampaikan
komunikator kepadanya. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan
pasif menerima pesan, pesan berlangsung searah dan relatif tanpa umpan
balik, karena itu disebut linear.
Model Aristoteles
Model ini
merupakan model yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Bisa juga
disebut sebagai model retorikal. Model ini membuat rumusan tentang model
komunikasi verbal yang petama. Komunikasi terjadi saat pembicara
menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan tujuan mengubah perilaku
mereka. Menurut Aristoteles, pengaruh dapat dicapai oleh seseorang yang
dipecaya oleh publik, alasan, dan juga dengan memainkan emosi
publik.Tapi model ini juga memiliki banyak kelemahan. Kelamahan yang
pertama adalah, komunikasi dianggap sebagai fenomena yang statis.
Kelemahan yang kedua adalah, model ini tidak memperhitungkan komunikasi
non verbal dalam mempengaruhi orang lain.
Meskipun model ini
mempunyai banyak kelemahan, tapi model ini nantinya akan menjadi
inspirasi bagi para ilmuwan komunikasi untuk mengembangkan model
komunikasi modern.
Model ini mengajukan 3 unsur komunukasi utama yang
disebut pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar (listener).
Model ini lebih berorientasi pada pidato. Terutama pidato untuk
mempengaruhi orang lain. Selain itu terdapat unsur lain yang disebut
setting yaitu suasana lingkungan yang perlu diciptakan agar komunikasi
berlangsug efektif. Menurut Aristoteles, untuk berhasil dalam komunikasi
public, maka terdapat 3 unsur utama yang harus diperhatikan, yaitu
ethos (kredibilitas komunikator), logos (rutun logika argumentasi pesan
yang anda sampaikan), pathos (kemampuan memainkan emosi).
Model Laswell
Diluncurkan
pada 1948, model yang merupakan formula sederhana ini umumnya digunakan
untuk mengkaji masalah komunikasi massa. Laswell sendiri menggunakan
formulanya untuk menunjukkan jenis riset dalam bidang komunikasi politik
dan propaganda. Karena menganggap model ini terlalu sederhana, banyak
yang mengembangkan formula Laswell.
Teori komunikasi yang dianggap
paling awal (1948). Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk
menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan : Who says in
which channel to whom with what effect (Siapa mengatakan apa melalui
saluran apa kepada siapa dengan efek apa). Menurut Laswell unsur-unsur
dasar, walau dengan penjabaran dan interpretasi yang tidak persis sama
yaitu komunikator (who), pesan (says what), saluran komunikasi ( in
which channel), komunikan ( to whom), dan efek komunikasi (with what
effect).
Adapun fungsi komunikasi menurut Lasswell adalah sebagai berikut :
The surveillance of the environment (pengamatan lingkungan)
The correlation of the parts of society in responding to the
environment (korelasi kelompok-kelompok dalam masyarakat ketika
menanggapi lingkungan).
The transmission of the social heritage
from one generation to the next (transmisi warisan sosial dari generasi
yang satu ke generasi yang lain).
Model Braddock
Dalam hal
ini Braddock menambahkan dua hal yang ada hubungannya dengan tindak
komunikasi yaitu: (1) situasi ini dimana sebuah pesan dikirimkan, (2)
Apa tujuan komunikator menyatakan sesuatu. (3) Apa efek yang terjadi.
Dennis McQuail dan Braddock memberikan komentar mengenai formula Lasswell sebagai berikut:
Formula Lasswell beranggapan, bahwa komunikator mempunyai keinginan mempengaruhi kemunikan
Braddock menekankan, bahwa Formula Lasswell dapat mengeliurkan peneliti komunikasi.
Formuola Lasswell dikritik karena meniadakan unsur feedback
Namun demikian, sempai kini diakui bahwa Formula Lasswell adalah cara yang mudah untuk memperkenalkan situasi proses komunikasi
Model Shannon-Weaver
Model
ini dibuat oleh ahli matematik Claude Shannon diakhir 1949, disebut
juga model matematis atau model teori informasi. Model ini mengambarkan
komunikasi sebagai suatu proses linear satu arah. Elemen pertama adalah
sumber informasi (information source), menghasilkan pesan (message),yang
oleh pemancar (transmitter) diubah menjadi signal.Ketidakmampuan
komunikator untuk menyadari bahwa pesan yang dikirim tidak selalu
identik dengan pesan yang diterima merupakan salah satu alasan mengapa
komunikasi gagal.
Kemudian ada juga “The Mathematical Theory of
Communication” (Teori Matematika Komuikasi). Teori matematika ini
acapkali disebut model Shannon dan Weaver, oleh karena teori komunikasi
manusia yang muncul pada tahun 1949, merupakan perpaduan dari gagasan
Claude E. Shannon dan Warren Eaver. Shannon pada tahun 1948
mengetengahkan teori matematik dalam komunikasi permesinan (engineering
communication), yang kemudian bersama Warren pada tahun 1949 diterapkan
pada proses komunikasi manusia (human communication).
Sumber
informasi (information source) memproduksi sebuah (message) untuk
dikomunikasikan. Pesan tersebut dapat terdiri dari kata-kata lisan atau
tulisan, musik, gambar, dan lain-lain. Pemancar (transmitter) mengubah
pesan menjadi isyarat (signal) yang sesuai bagi saluran yang akan
dipergunakan. Saluran (channel) adalah media yang menyalurkan isyarat
dari pemancara kepada penerima (receiver). Dalam percakapan sumber
informasi adalah benak (brain) pemancar adalah mekanisme suara yang
menghasilkan isyarat, saluran (channel) adalah udara.
S-M-C-R model (Model S-M-C-R)
Rumus
S-M-C-R adalah singkatan dari istilah-istilah : S singkatan dari Source
yang berarti sumber atau komunikator ; M singkatan dari Message yang
berarti pesan ; C singkatan dari Channel yang berarti saluran atau
media, sedangkan R singkatan dari Receiver yang berarti penerima atau
komunikan.
Khusus mengenai istilah Channel yang disingkat C pada
rumus S-M-C-R itu yang berarti saluran atau media, komponen tersebut
menurut Edward Sappir mengandung dua pengertian, yakni primer dan
sekunder. Media sebagai saluran primer adalah lambang, misalnya bahasa,
kial (gesture), gambar atau warna, yaitu lambang-lambang yang
dieprgunakan khusus dalam komunikasi tatap muka face-to-face
communication), sedangkan media sekunder adalah media yang berwujud,
baik media massa, misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun
media nir-massa, misalnya, surat, telepon atau poster. Jadi, komunikator
pada komunikasi tatap muka hanya menggunakan satu media saja, misalnya
bahasa, sedangkan pada komunikasi bemedia seorang komunikator, misalnya
wartawan, penyiar atau reporter menggunakan dua media, yakni media
primer dan media sekunder, jelasnya bahasa dan sarana yang ia
operasikan.
MODEL-MODEL KOMUNIKASI SIRKULER : DUA ARAH
Model
sirkuler umumnya berangkat dari paradigma antarpribadi, di mana
kedudukan komunikator dan komunikan relative setara. Munculnya paradigma
baru ini merupakan pemisahan dari paradigma yang lama tentang
komunikasi yang linear. Model sirkuler dikritik karena adanya kesamaan
tingkat (equality)antara komunikator dan komunikan.
Model Schramm
Schramm
membuat serangkaian model, dimulai dari (a) yang sederhana satu arah
mirip Shanonn-Weaver, (b) satu model antarpribadi yang juga masih
linear, (c) dilanjuntkan dengan pengembangannya yang sirkuler. Selain
itu, Schramm juga menurunkan (d) model komunikasi massa.
Schramm
menggunakan unsur source dan destination tapi tidak memunculkan
transmitter dan receiver, yang ada adalah encoder (alat penyandi) dan
decoder (alat penyandi balik). Menurut model ini, source boleh menjadi
seorang individu atau organisasi, sinyalnya adalah bahasa dan
destination-nya adalah pihak lain kepada siapa sinyal itu ditujukan.
Dalam
komunikasi lewat radio, encoder dapat berupa microphone dan decoder
adalah earphone. Dalam komunikasi antarmanusia source dan encoder adalah
satu orang sementara decoder dan destination pada sisi yang lainnya.
Itulah
sebabnya pada modelnya yang kedua ia mulai menyatukan source (sumber)
dengan encoder (alat penyandi) yang semula terpisah. Demikian pula
halnya dengan decoder (alat penyandi balik) yang ditempelkan dengan
destination (tujuan). Selain itu, ia menambah unsur field of experience
(bidang pengalaman) yang dimiliki kedua pelaku komunikasi. Source
menyandi (encode) dan destination menyandi balik (decode) pesan
berdasarkan pengalaman yang dimiliki masing-masing. Semakin besar luas
bidang pengalaman source yang berhimpitan dengan bidang pengalaman
destination, semakin mudah komunikasi dilakukan. Bila kedua bidang itu
tidak bertautan atau sangat sedikit pertautannya artinya tidak ada
pengalaman yang sama maka komunikasi sulit berlangsung.
Dalam
komunikasi lewat radio, encoder dapat berupa microphone dan decoder
adalah earphone. Dalam komunikasi antarmanusia source dan encoder adalah
satu orang sementara decoder dan destination pada sisi yang lainnya.
Dalam
komunikasi lewat radio, encoder dapat berupa microphone dan decoder
adalah earphone. Dalam komunikasi antarmanusia source dan encoder adalah
satu orang sementara decoder dan destination pada sisi yang lainnya.
Pada
model yang ketiga, Scrhamm menggambarkan komunikasi sebagai proses
sirkuler. Untuk pertama kalinya ia menggambarkan dua titik pelaku
komunikasi yang melakukan fungsi encoder, interpreter, decoder.Dalam
proses sirkuler ini, setiap pelaku komunikasi bertindak sebagai encoder
dan decoder. Ia meng-encode pesan ketika menerimanya. Pesan yang
diterima kembali dapat disebut umpan balik, yang tetap ia beri nama
message. Umpan balik inilah yang telah membuat model linear menjadi
sirluker.
The Osgood and Schramm Circular Model (Model sirkular Osgood dan Schramm)
Jika
model Shannon dan Weaver merupakan proses linier, model Osggod dan
Schramm dinilai sebagai sirkular dalam derajat yang tinggi. Perbedaan
lainnya adalah apabila Shannon dan Weaver menitikberatkan perhatiannya
langsung kepada saluran yang menghubungkan pengirim (sender) dan
penerima (receiver) atau dengan perkataan lain komunikator dan
komunikan. Schramm dan Osgood menitikberatkan pembahasannya pada
perilaku pelaku-pelaku utama dalam proses komunikasi.
Shannon dan
Weaver membedakan source dengan transmitter dan antara receiver dengan
distination. Dengan kata lain, dua fungsi dipenuhi pada sisi pengiriman
(transmiting) dan pada sisi pemnerimaan (receiving ) dari proses.
Pada
Schramm dan Osgood ditunjukkan fungsinya yang hampir sama.
Digambarkannya dua pihak berperilaku sama, yaitu encoding atau menajdi,
decoding atau menjadi balik, dan interpreting atau menafsirkan.
Model De Fleur
Model
ini merupakan pengembangan ari model Shannon & weaver. De Fleur
mempersoalkan arti dari isi pernyataan yang disampaikan dan arti dari
isi pernyataan yang diterima. Noise dapat mempengaruhi semua unsur
komunikasi. Bukan seperti Shannon & Weaver noise hanya terjadi
antara unsur transmitter (alat pengirim) dan unsur reciver (alat
penerima). De Fleur menemukan adanya umpan balik (feedback).
Dengan
umpan balik ini, akan lebih mudah tercapai persamaan arti antara arti
message yang disampaikan dan arti pesan yang diterima. Harus diingat,
dalam komunikasi massa, komunikator hanya memperoleh feedback yang
terbatas atau tidaklangsung dari khalayaknya.
Dance Helical Model (Model Helical Dance)
Model
komunkasi helical ini dapat dikaji sebagai pengembangan dari model
sirkular dari Osggod dan Schramm. Ketika membandingkan model komunikasi
linier dan sirkular, Dance mengatakan bahwa dewasa ini kebanyakan orang
menganggap bahwa pendekatan sirkular adalah paling tepat dalam
menjelaskan proses komunikasi.
Heliks (helix), yakni suatu bentuk
melingkar yang semakin membesar menunjukkan perhatian kepada suatu fakta
bahwa proses komunikasi bergerak maju dan apa yang dikomunikasikan kini
akan mempengaruhi struktur dan isi komunikasi yang datang menyusul.
Dance menggarisbawahi sifat dinamik dari komunikasi.
Proses
kounikasi, seperti halnya semua proses sosial, terdiri dari unsur-unsur,
hubungan-hubungan dan lingkungan-lingkungan yang terus menerus berubah.
Heliks menggambarkan bagaimana aspek-aspek dri proses berubah dari
waktu ke waktu.
Dalam percakapan ,misalnya bidang kognitif secara
tetap membesar pada mereka yang terlibat. Para aktor komunikasi secara
sinambung memperoleh informasi mengenai topik termasa tentang pandangan
orang lain, pengetahuan dan sebagainya.
Model Gerbner
(M)
memahami (E) sebagai (E1). Penjelasan Lingkaran kanan : E – Event –
kejadian = peristiwa. Lingkaran kiri atas (M) = man of machine = manusia
atau mesin. Lingkaran di dalam (M). E1 – E sebagaimana dipahami oleh
(M). Jadi hasil pemahaman (E1) tidak selamanya sama dengan yang
diperhatikannya (E). Hal itu disebabkan oleh: seleksi, konteks,
ketersediaan E. Lingkaran kiri bawah (M) ingin mengkomunikasikan (E1)
kepada manusia lain. Ia mengubah (E1) menjadi (SE), (S) = shape = form =
bentuk, dan E adalah content = isi. Di dalam kuliah kita mengenal (S) =
shape = lambang komunikasi. Lambang komunikasi mengubah isi pernyataan
dari bentuk abstrak menjadi konkrit. Bentuk (E1) adalah abstrak. S =
lambing komunikasi mengubah (E1) berbentuk (SE) sebagai (SEI) “wah
hujan”.
Proses komunikasi digambarkan sebagai berikut :
M mengamati E
M mengamati E sebagai E1
M menyampaikan E1 sebagai SE kepada M2
M2 memahami SE sebagai SE1.
Denis
McQuail dan Sven Windahl berpendapat model ini dapat menggambarkan
masalah psokologis dalam kesaksian di pengadilan. Seberapa jauh persepsi
(M) itu tepat terhadap sejunlah kejadian (E) dan sejauh mana
kemampuannya menyatakannya (E) dalam bentuk (SE).
Didalam komunikasi massa :
a. E = Bahan Berita
b. M = Mass Media
c. SE = Isi Media
d. M2 = Khalayak Media
Kita
dapat mempersoalkan, misalnya: “seberapa baik hubungan realitas dengan
berita (antara E dan SE) tentang realitas itu oleh media (M) ” dan
“sejauh mana isi media (SE) dimengerti oleh khalayak (M2)”.
Model Newcomb
Model
Newcomb diluncurkan pada1953. Bentuk model adalah segitiga, namun
karena menggambarkan kesamaan derajat antara pelaku komunikasi, dimana
penerima pesan tidak lagi dianggap pasif, yang tercermin dalam bentuk
panah bolak-balik, maka model ini kita masukkan ke dalam kelompok
sirkuler. Dalam model ini Newcomb mengembangkan modelnya berdasarkan
karya terdahulu dari ahli psikologi Header (1946).
Pendekatan
komunikasi ini berdasarkan pada pendekatan seorang pakar psikolog sosial
berkaitan dengan interaksi manusia. Dalam bentuk yang paling sederhana
dari kegiatan komunikasi seseorang A menyampaikan informasi kepada orang
lain B mengenai sesuatu X. Model ini menyatakan bahwa orientasi A
(sikap) terhadap B dan terhadap X adalah saling bergantung dan ketiganya
membentuk sistem yang meliputi empat orientasi.
Seperti dikutip
Effendy (2003) menurut Severin dan Tankard (1992) pada model newcomb ini
komunikasi merupakan cara yang biasa dan efektif dimana orang-orang
mengorientasikan dirinya terhadap lingkungannya.
S-O-R Theory (Teori S-O-R)
Teori
S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semua berasal dari
psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama
yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini,
perilaku, kognisi afeksi dan konasi.
Menurut stimulus response ini
efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus
sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian
antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini
adalah ;
1. Pesan (stimulus, S)
2. Komunikan (organism, O)
3. Efek (Response, R)
Dalam
proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika
stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip pendapat
Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap
yang baru ada tiga variabel penting yaitu : (a) perhatian, (b)
pengertian, dan (c) penerimaan.
Stimulus atau pesan yang disampaikan
kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan
berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya
komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses
berikutnya.
Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
Model Ko-Orientasi (Mc Leod dan Chafee)
Model ini merupakan pengembangan dari model ABX Newcamb.
Pendekatan Koorientasi merupakan nama yang diberikan McLeod dan Chafee
untuk model ini. Elemen-elemen utama model ini adalah komunikasi antar
personal atau anat kelompok, komunikasi dua arah yang inteaktif, tiga
elemen sebagi suber informasi serta dinamisnya komunikasi yang terjadi
antar mereka.
Elite biasanya berkaitan dengan suatu kepentingan
politik tertentu. Isu merupakan segala sesuatu yang diperbincangkan
publik dan mempunyai sejumlah butir informasi. Publik adalah masyarakat
yang juga merupakan audiensi dari media. Sementara media berarti pula
editor, reporter, jurnalis dan sebagainya.
Garis-garis yang
menghubungkan elemen-elemen tersebut menunjukan hubungan, sikap, dan
persepsi. Informasi tentang suatu kejadian dari isu biasanya dicari atau
diperoleh dari anggota masyarakat serta dari elite atau media atau
ketiganya. Hasil dari sebuah situasi yang dinamis akan tergantung pada
hubungan antara public dengan elite tertentu, sikap publik terhadap
media dan hubungan antara elite dengan media.
Perbedaan elite dan publik dalam persepsi terhadap sebuah isu dapat menjadi sumber
ketegangan
yang mengarah pada usaha-usaha memperoleh informasi dari media atau
sumber lain. Pada saat yang sama, perbedaan tersebut juga dapat mengarah
pada usaha elite untuk memanipulasi persepsi dengan bertindak langsung
atau mengontrol seluruh media.
Model Westley and Mc Clean
Model Westley & McClean ini adalah pengembangan dari
model ABX. Dua kali Westley & McClean mengembangkan Model ABX –
Newcomb ini
a. Pengembangan pertama
Ingat gambar model ABX dan model Ko-Orientasi. Bandingkan dengan gambar model Westley & McClean, sebagai berikut :
Pada model ABX dan Ko-Orientasi dicantumkan di atas, pada Model Westley & McClean disebelah kiri.
Pada Model ABX dan Ko-Orientasi tidak digambarkan feedback, pada
model Westley & McClean dalam bentuk kotak-kotak putus dari B menuju
A : FBA = feedback dari B kepada A.
Proses komunikasi
berlangsung sebagai berikut: A memilih dari sejumlah X yang tersedia
(issue, persoalan, peristiwa) dan menyampaikan pada B. Sementara itu B
pun dapat langsung mengetahui adanya sejumlah X yang tersedia itu: X1B .
sesudah X yang disampaikan A diterima B, maka B menyampaikan feedback :
FBA.
Model Westley & McClean ini menggambarkan model
komunikasi antar pribadi (interpersonal communication). Seseorang
menyampaikan kepada orang lain atau seseorang mencari informasi kepada
orang lain atau seseorang mencari informasi atau menyampaikan feedback.
b. Pengembangan kedua
Ada unsur baru yaitu C yang memainkan peranan sebagai medium.
Ada tiga feedback yaitu FCA, FBC, dan FBA.
Proses komunikasi berlangsung sebagai berikut: A memilih X dari
sejumlah X yang tersedia untuk disampaikan kepada B (audiens). Untuk
menyampaikan X ini, A menggunakan saluran C (organisasi media). Dapat
juga C memilih X untuk disampaikan langsung ke audiens dan seterusnya.
Model Westley & McClean ini menggambarkan komunikasi massa,
karena dalam proses komunikasi ini sudah ada C (media massa) dan
ditujukan kepada banyak orang.
Dennis McQuail dan
Sven Windahl berpendapat, model ini mengandung asumsi bahwa sistem
hubungan yang demikian seperti halnya model Newcomb akan bersifat
mengatur diri sendiri atau menguntungkan bagi semua partisipan. Jka
komunikasinya berlangsung bebas maka sifat ini akan menyampingkan
kepentingan-kepentingan antara pengirim dan penerima. Pada kenyataannya
hubungan dari ketiga partisipan ini jarang sekali bersifat seimbang dan
tidak selalu merupakan hubungan komunikasi.
Kelemahan kedua menurut
Denis McQuail dan Sven Windahl, model ini terlalu menonjolkan tingkat
integrasi proses komunikasi dan kesamaan pandangan antara penyokong,
komunikator dan audiens. Dalam kenyataannya masing-masing komponen
mempunyai tujuan yang tidak ada kaitannya satu sama lain. Model ini
bersifat idealis dan agak normative dalam menawarkan apa yang sebenarnya
merupakan versi pasar bebas.
Kelemahan ketiga, model ini terlampau
menonjolkan ketergantungan komunikator terhadap masyarakat, terutama
dalam persoalan politis atau yang menyangkut kepentingan Negara.
Model Rilley and Rilley
Perbedaan dari Model Riley & Riley dengan modal
sebelumnya adalah : Model sebelumnya memberikan kesan, bahwa proses
komunikasi terjadi dalam suatu kevakuman sosial dan pengaruh lingkungan
tidka perlu dipermasalahkan. Model Riley & Riley menunjukan bahwa
komunikator dan komunikan mendapat pangaruh dari kelompok primer.
Kelompok
– kelompok dan struktur sosial yang lebih besar yang mempengaruhi
komunikator dan komunikan di dalam melaksanakan proses komunikasi berada
di dalam dan mendapat pengaruh dari sistem sosial keseluruhan (over all
social system).
Baik komunikator, maupun komunikan berhubungan
dengan kelompok primernya. Komunikator/ komunikan dan kelompok primernya
masing-masing dipengaruhi oleh struktur yang lebih besar dan serluruh
proses ini dipengaruhi oleh sistem sosialnya. Kelompok primer adalah
kelompok dimana antara anggotanya terdapat hubungan yang intim, misalnya
keluarga. Kelompok referens adalah kelompok yang dengan pertolongannya,
anggotanya dapat merumuskan sikap, nilai dan tingkah lakunya.
Denis
McQuail dan Sven Windahl berpendapat (1) model ini membantu
menghubungkan konsep mengenai komunikasi massa dengan teori – teori
sosiologi yang sudah ada, (2) pendapat Riley & Riley bahwa komunkasi
massa hendaklah dipandang sebagai suatu proses ini dapat mempengaruhi
dan dipengaruhi itu, adalah pendapat yang penting, (3) Model ini
menunjukan cara baru dalam melihat efek – efek komunikasi.
Model Maletzke
Maletzke membuat model komunikasi massa berdasarkan elemen –
elemen tradisional yaitu komunikator, isi pernyataan, medium,
komunikan, dan umpan balik. Di antara medium dan komunikan, Maletzke
menambah tekanan atau kendala medium dan citra medium pada diri
komunikan.
Dalam hal tekanan atau kendala medium, kita hadapkan pada
kenyataan, ada perbedaan jenis adaptasi oleh komunikan terhadap media
yang berbeda – beda. Setiap medium ada kelebihan dan kekurangannya.
Sifat – sifat medium dianggap punya pengaruh terhadap cara komunikan
menggunakannya.
Citra medium ada pada komunikan menimbulkan harapan –
harapan tentang isi medium tersebut, dan dianggap punya pengaruh
terhadap cara komunikan memilih isi medium tersebut. Dalam diri
komunikator maupun komunikan terdapat variabel independen yang
mempengaruhi dirinya dalam melakukan tindak komunikasi. Pada komunikan
variabel independen itu terdiri dari citra diri komunikan, struktur
kepribadian komunikan, lingkungan sosial komunikan dan komunikan sebagai
anggota public.
Sedang pada komunikator, variabel independen terdiri
dari citra diri komunikator, struktur kepribadian komunikator,
komunikator dalam kelompok kerja, komunikator dalam organisasi,
lingkungan sosial komunikator serta tekanan dan kendala yang timbul dari
karakter publik.
Di samping itu, komunikator berkaitan dengan
variabel, yaitu pilihan tentang apa yang ia sampaikan dan caranya
membentuk isi pernyataan yang disampingkan. Ketika menetapkan bagaimana
caranya menyusun dan membentuk isi pernyataan, komunikator dihadapkan
pada suatu situasi pilihan. Bagaimana ia melakukan seleksi dan membentuk
isi pernyataan tergantung pada tekanandan kendala dari isi pernyataan
dan tekanan atau kendala dari media.
Komentar Denis McQuail dan Sven
Windahl : model ini menggunakan pendekatan sosiologi dan psikologi.
Walaupun model ini sudah berumur, namun masih berguna untuk membantu
penelitian.
Model ini begitu mendetail sehingga bias menjadi alat cek
(cheklist) faktor – faktor yang ada hubungannya dengan proses
komunikasi massa dari segi psikologi dan sosialnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar