EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM KOMUNIKASI
ANTAR PRIBADI
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM KOMUNIKASI
ANTAR PRIBADI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
dengan struktur dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan mahluk
Tuhan yang lainnya. Manusia juga diciptakan sebagai mahluk multidimensional,
memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial.
Di sisi lain, kerena manusia adalah mahluk sosial, maka manusia pada dasarnya
tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik
maupun dalam konteks sosial budaya.
Aktifitas interaksi sosial dan tindakan komunikasi
itu dilakukan baik secara verbal, non verbal maupun simbolis. Kebutuhan adanya
sebuah sinergi fungsional dan akselerasi positif dalam melakukan pemenuhan
kebutuhan manusia satu dengan yang lainnya ini kemudian melahirkan kebutuhan
tentang adanya norma-norma dan nilai-nilai sosial yang mampu mengatur tindakan
manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhannya, sehingga tercipta keseimbangan
sosial (social equilibrium) antara hak dan kewajiban dalam pemenuhan kebutuhan
manusia, terutama juga kondisi keseimbangan itu akan menciptakan tatanan sosial
(social order) dalam proses kehidupan masyarakat saat ini dan waktu yang akan
datang.
Demikian pula halnya dalam rangka menciptakan suatu
desa yang memiliki ketahanan di bidang sosial, maka dirancanglah model desa
berketahanan sosial. Model desa berketahanan sosial merupakan bentuk
transformasi sintesa konseptual sampai empirik mengenai pengembangan ketahanan
sosial masyarakat melalui pemberdayaan pranata sosial.
Unsur-unsur penting yang tertanam dalam model desa
yang berketahanan sosial melalui pemberdayaan pranata sosial, dapat disebutkan
sebagai berikut:
1. Saling percaya
2. Sistem hubungan sosial/relasi sosial (interaksi
dan komunikasi sosial)
3. Nilai dan norma
4. Wadah/jaringan
5. Pola perilaku sosial
6. Pembekalan
7. Stimulan
8. Adanya langkah-langkah pemberdayaan pranata sosial
9. Supervise, monitoring,evaluasi dan pelaporan
10. Terminasi
Untuk dapat mewujudkan desa yang
berketahanan sosial tersebut , komunikasi dan interaksi adalah salah satu
factor yang krusial. Fokus interaksi social dalam masyarakat adalah komunikasi
itu sendiri, dan komunikasi menjadi unsur penting dalam seluruh kehidupan
manusia. Pemberdayaan pranata sosial adalah salah satu upaya dalam mewujudkan
desa yang
berketahanan sosial. Dalam pemberdayaan pranata
sosial itu sendiri, terdapat komunikasi kelompok yang memfokuskan pembahasannya
kepada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Komunikasi
kelompok juga melibatkan komunikasi antar pribadi.
Dalam tulisan ini saya mencoba
menggambarkan komunikasi apa yang efektif untuk dapat mewujudkan desa yang
berketahanan sosial yang salah satu upayanya adalah dengan pemberdayaan pranata
sosial. Selain itu juga dalam desa berketahanan sosial salah satu dimensinya
menyebutkan mampu memelihara kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam
dan sumber daya sosial.
Dalam komunikasi antar budaya juga
dipelajari bagaimana kita mampu memahami dan memelihara kearifan lokal
tersebut. Pada dasarnya dalam menggapai suatu tujuan yang ingin dicapai , baik
individu kelompok maupun masyarakat , yang dalam tulisan ini dititikberatkan
pada masyarakat desa dapat dilakukan, salah satunya dengan mencari komunikasi
apa yang efektif untuk mewujudkan hal tersebut
1.2. Kerangka Konseptual
Karena komunikasi menjadi unsur penting
dalam seluruh kehidupan manusia, maka komunikasi itu sendiri tidak terlepas
dari sejarah kemanusiaan Riwayat komunikasi dan Sejarah kemanusiaan Riwayat
perkembangan komunikasi antarmanusia adalah sama dengan sejarah kehidupan
manusia itu sendiri. Menurut Nordenstreng dan Varis (1973) dalam (Nasution,1989:15),
ada empat titik penentu yang utama dalam sejarah komunikasi manusia, yaitu:
1. Ditemukannya
bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia
2. Berkembangnya
seni tulisan dan berkembangnya kemampuan bicara manusia menggunakan bahasa
3. Berkembangnya
kemampuan reproduksi kata-kata tertulis (written words) dengan menggunakan alat
pencetak sehingga memungkinkan terwujudnya komunikasi massa yang sebenarnya.
4. Lahirnya
komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, televisi hingga
satelit.
Berkembangnya keempat titik penentu
dalam sejarah komunikasi merupakan puncak prestos peradaban umat manusia ,
mengungguli siapapun mahluk Tuhan di alam jagat raya. Dari empat titik ini
kemudian manusia berkembang bersama semua aspek kehidupan manusia yang
membedakan dengan mahluk lainnya yaitu:
(1) manusia mampu berkomunikasi dengan
manusia lain dengan menggunakan bahasa dan simbol-simbol visual lainnya. Dalam
teori interaksi simbolis, dikatakan bahwa bentuk interaksi manusia semacam ini
merupakan bentuk interaksi terumit dan tercanggih yang pernah dimiliki oleh
mahluk mana pun di bumi.
(2) manusia mampu menafsirkan bahasa dan
simbol-simbol berdasarkan persepsi dirinya maupun berdasarkan persepsi orang
lain. Kemampuan ini merupakan puncak dari kemampuan akal dan nurani manusia
yang tidak pernah diberikan Tuhan kepada mahluk apapun di dunia dan dalam tata
galaksi manapun di alam raya ini.
(3) manusia mampu belajar menyesuaikan
dirinya dengan alam sekitarnya serta menciptakan dan menggunakan alat (teknologi
) yang diperlukan dalam mengatasi lingkungannya.
1.3. Proses Komunikasi Dalam Masyarakat
Masyarakat memiliki struktur dan lapisan
(layer) yang bermacam-macam, ragam struktur dan lapisan masyarakat tergantung
pada kompleksitas masyarakat itu sendiri. Semakin kompleks suatu masyarakat,
maka stuktur masyarakat itu semakin rumit pula. Kompleksitas masyarakat juga
ditentukan oleh ragam budaya dan proses-proses yang dihasilkan. Semakin
masyarakat itu kaya dengan kebudayaannya, maka semakin rumit proses-proses sosial
yang dihasilkan.
Berbagai proses komunikasi dalam
masyarakat terkait dengan stuktur dan lapisan (layer) maupun ragam budaya dan
proses social yang ada di masyarakat tersebut, serta tergantung pula pada
adanya pengaruh dan khalayaknya , baik secara individu, kelompok ataupun
masyarakat luas. Sedangkan substansi bentuk atau wujud komunikasi ditentukan
oleh:
(1) pihak-pihak yang terlibat dalam
komunikasi (komunikator dan khalayak);
(2) cara yang ditempuh;
(3) kepentingan atau tujuan komunikasi;
(4) ruang lingkup yang melakukannya;
(5) saluran yang digunakan; dan
(6) isi pesan yang disampaikan.
Konsep desa berketahanan social Desa
berketahanan sosial adalah desa yang masyarakatnya mampu melindungi warganya
yang rentan, miskin,dan penyandang kesejahteraan sosial lainnya, mampu
meningkatkan partisipasi masyarakatnya dalam organisasi social lokal, mampu
mengendalikan konflik social/ tindak kekerasan social dan mampu memelihara
kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya social. Keempat
kemampuan tersebut merupakan dimensi atau indikator yang tertanam di dalam desa
yang berketahanan sosial. Untuk dapat mewujudkan desa yang berketahanan sosial
tersebut , komunikasi dan interaksi adalah salah satu faktor yang krusial.
Fokus interaksi sosial dalam masyarakat adalah komunikasi itu sendiri, dan
komunikasi menjadi unsur penting dalam seluruh kehidupan manusia. Dalam buku
sosiologi pedesaan menyebutkan kerangka pemikiran (Eduard sapir)
Komunikasi sebagai proses meliputi:
a. Proses komunikasi primer,berlaku tanpa alat,
yaitu secara langsung dengan menggunakan bahasa, gerakan yang diberi arti
khusus, aba-aba dan sebagainya
b. Proses komunikasi sekunder, berlaku dengan
menggunakan alat agar dapat melipatgandakan jumlah penerima pesan/amanat, yang
berarti pula mengatasi hambatanhambatan geografis (berupa radio,televisi dll),
serta hambatan waktu (berupa telepon,radio,buku). Dalam hal ini alat-alat itu
merupakan media massa.
Proses komunikasi primer mendasari pola komunikasi
tradisional atau pola komunikasi lama dan proses komunikasi sekunder mendasari
pola komunikasi baru atau pola komunikasi modern.
1.4. Jaringan Komunikasi Tradisional
Suatu jaringan komunikasi yang masih dianggap sangat
penting oleh masyarakat pedesaan; ciricirinya adalah:
a. Hubungan social antara para pelakunya berhadapan
muka
b. Hubungan social yang terjadi sifatnya mendalam
dan berlaku kepada orang-orang yang berbeda “status”. Sebagai contoh adalah
hubungan “patron-klien” atau hubungan bapak pengikut
c. Pemberi pesan/amanat dinilai oleh si penerima
pesan dari segi IDENTITASNYA dan bukan dari ISInya
d. Karena jaringan komunikasi tradisional sudah
berakhir/sudah lama berjalan, pola tersebut sanggup menyebarkan berita-berita
antara warga desanya.
Dalam mewujudkan model desa berketahanan sosial
terdapat prinsip pemberdayaan pranata social yang dalam kinerja prosesnya
ditandai sebagai kohesi konstruksi proses pemberdayaan terhadap tujuan
mewujudkan masyarakat berketahanan social. Dalam Kepmensos RI Nomor 12/HUK/2006
secara implicit terkandung prinsip, bahwa konstruksi proses pemberdayaan
pranata social yang koheren adalah segala upaya yang membangun kebersamaan atau
silaturahmi seluruh unsur masyarakat untuk mewujudkan masyarakat desa yang
berketahanan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Komunikasi
Definisi komunikasi;
1. Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi,
gagasan dan perasaan. Proses itu meliputi informasi yang disampaikan tidak
hanya secara lisan dan tulisan, tetapi juga dengan bahasa tubuh, gaya maupun
penampilan diri, atau menggunakan alta bantu di sekeliling kita untuk
memperkaya sebuah pesan ( Hybels and Weafer II, 1992).
2. Komunikasi adalah pernyataan diri yang efektif ,
pertukaran pesan-pesan yang tertulis, pesan-pesan dalam percakapan, bahkan
melalui imajinasi, pertukaran informasi atau hiburan dengan kata-kata melalui
percakapan atau dengan metode lain, pengalihan informasi dari seseorang kepada
orang lain, pertukaran makna antarpribadi dalam system symbol, proses
pengalihan pesan melalui saluran tertentu kepada orang lain dengan efek
tertentu
2.2. Model komunikasi Antar Manusia
Dalam kehidupan sehari-hari proses
komunikasi diawali oleh sumber (source) baik individu ataupun kelompok yang
berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok lain .
1. langkah pertama yang dilakukan sumber adalah ideation,
yaitu penciptaan suatu gagasan atau pemilihan seperangkat informasi untuk
dikomunikasikan. Dalam desa berketahanan social kita mencoba mengkomunikasikan
konsep desa berketahanan social tersebut dengan keempat indicator yang terdapat
didalamnya. Ideation ini merupakan landasan bagi suatu pesan yang akan
disampaikan.
2. Langkah kedua dalam penciptaan suatu pesan adalah
encoding, yaitu sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud
kata-kata, tanda-tanda atau lambang-lambang yang disengaja untuk menyampaikan
informasi dan diharapkan mempunyai efek terhadap orang lain. Pesan atau message
adalah alat-alat dimana sumber mengekspresikan gagasan dalam bentuk bahasa
lisan, bahasa tertulis ataupun perilaku nonverbal, seperti bahasa isyarat,
ekspresi wajah, atau gambar-gambar.
3. Langkah ketiga dalam proses komunikasi adalah
penyampaian pesan yang telah disandi (encode). Pada langkah ketiga ini,
kita mengenal istilah channel atau saluran, yaitu alat-alat untuk menyampaikan
suatu pesan
4. Langkah keempat ,perhatian dialihkan ke penerima
pesan. Dalam proses ini , penerima melakukan decoding, yaitu memberikan
penafsiran interpretasi terhadap pesan yang disampaikan kepadanya. Pemahaman
(understanding) merupakan kunci untuk melakukan decoding dan hanya terjadi
dalam dalam pikiran penerima.
5. Tahap terakhir dalam proses komunikasi adalah feedback
atau umpan balik yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan
yang telah disampaikannya kepada penerima. Umpan balik inilah yang dapat
dijadikan landasan untuk megevaluasi efektivvitas komunikasi (Sendaja,
2002:4.7)
2.3. Pandangan Terhadap Komunikasi
1. Komunikasi sebagai aktifitas simbolik
Karena aktifitas berkomunikasi menggunakan
symbol-simbol bermakna baik verbal maupun nonverbal. Symbol komunikasi ini
dapat berbentuk tindakan dan aktifitas manusia, atau tampilan objek yang
mewakili makna tertentu. Makna dalam hal ini adalah persepsi, pikiran atau
perasaan yang dialami seseorang yang pada gilirannya dikomunikasikan kepada
orang lain.
2. Komunikasi sebagai proses
Karena komunikasi adalah aktifitas dinamis,
aktifitas yang terus berlangsung secara berkesinambungan sehingga terus
mengalami perubahan.
3. Komunikasi sebagai pertukaran makna
Kegiatan komunikasi merupakan kegiatan mengirim atau
menerima pesan , namun pesan sama sekali tidak berpindah, yang berpindah adalah
makna dari pesan tersebut.
2.4. Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi adalah
berkomunikasi dengan seseorang secara informal dan tidka berstruktur. Dalam
kenyataannya, proses komunikasi antar pribadi dipengaruhi oleh factor-faktor
personal maupun kelompok. Factor-faktor personal yang mempengaruhi komunikasi
antar pribadi antara lain adalah factor kognitif seperti konsep diri, persepsi,
sikap, orientasi diri, dan harga diri. Di dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari, hubungan antar pribadi memainkan peran penting dalam membentuk
kehidupan masyarakat, terutama ketika hubungan antar pribadi itu mampu
memberikan dorongan kepada orang tertentu yang berhubungan dengan perasaan,
pemahaman informasi, dukungan dan berbagai bentuk komunikasi yang mempengaruhi
citra diri orang serta membantu orang untuk memahami harapan-harapan orang
lain,.
Namun demikian, individu yang
mempengaruhi proses komunikasi tidak lepas dari pengaruh kelompoknya baik yang
primer maupun sekunder, termasuk pula pengaruh media massa terhadapnya.
Walaupun komunikasi individu tidak terlepas dari pengaruh kelompok, namun
konsep komunikasi ini hanya melihat apa konten dari komunikasi yang dibangun
oleh individu masing-masing. Hal ini berbeda dengan komunikasi kelompok, dimana
kontennya dipengaruhi oleh motivasi bersama dalam kelompok. Dalam memberdayakan
pranata social yang ada di desa diperlukan komunikasi baik secara interpersonal
(individu dengan individu) maupun komunikasi kelompok.
2.5. Komunikasi Kelompok
merupakan komunikasi diantara sejumlah orang ( kecil
: 4-20 orang, besar: 20-50 orang) di dalam sebuah kelompok. Karakteristik
komunikasi dalam kelompok ditentukan melalui dua hal, yaitu norma dan peran.
Norma adalah kesepakatan dan pengkajian tentang bagaimana orang-orang dalam
suatu kelompok berhubungan dan berperilaku satu dengan lainnya. Peran adalah
aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran
(soekanto, 2002:242)
Proses-proses yang terjadi dalam komunikasi kelompok
memungkinkan unsur-unsur kebudayaan, norma sosial, kondisi situasional, tatanan
psikologi, sikap mental, konteks tradisi cultural, maupun pengaruh ritual
semuanya berproses dan turut menentukan proses-proses komunikasi ini.
Dengan demikian, komunikasi kelompok merupakan
proses yang sistematik dan terstruktur serta membentuk suatu sistem yang
terdiri dari komponen-komponen sistemnya, seperti konteks komunikator, konteks
pesan, dan konstruksi ide, konteks pola interaksi, konteks situasional,konteks
sikap-sikap individu terhadap kelompok dan konsep toleransi yang ada dalam
kelompok itu sendiri. Karena itu dalam memahami komunikasi kelompok, maka yang
diperlukan adalah pemahaman tentang budaya, nilai-nilai, sikap dan keyakinan
komunikator, konteksnya, orientasi cultural kelompok,lingustik kelompok, dan
serangkaian factor psikologis.
2.6. Komunikasi budaya
Dalam komunikasi budaya diajarkan tentang kearifan
local yang merupakan salah satu dimensi dari desa berketahanan social yaitu
mampu memelihara kearifan local dalam mengelola sumber daya alam dan sumber
daya social. Dalam rangka mencapai dimensi tersebut kita perlu mengetahui apa
manfaat dari kearifan local itu sendiri. Banyak yang sepakat bahwa sesungguhnya
tradisi-tradisi local dan kebudayaan local (kearifan local) sarat dengan
nilai-nilai humanistik, yang jika tidak terkontaminasi dengan nilai-nilai luar
masih efektif sebagai solusi konflik. Dan jika kearifan local tetap dipelihara
,dapat menunjang salah satu dimensi desa berketahanan social, yaitu mampu
mengendalikan konflik social/ tindak kekerasan social. Oleh karena itu
diperlukan komunikasi yang efektif dalam menjaga kearifan local tersebut. Dalam
kebudaayaan Jawa, misalnya prinsip harmoni , hingga saat ini diduga menjadi
salah satu kekuatan yang bisa meredam konflik yang eksplosif. Inilah sebabnya
mengapa di wilayah subkultur Mataram kadar konflik social relative rendah
meskipun secara politik dan ekonomi potensial untuk konflik.
Humaniora yang bersumber dari kearifan local semacam
itu, kiranya juga dimiliki oleh setiap kebudayaan di daerah. Oleh karena itu,
pelbagai upaya untuk mengidentifikasi nilai-nilai local yang humanistic perlu
dilakukan , untuk kemudian diinternalisasikan melalui pendidikan keluarga
maupun pendidikan sekolah. Reaktualisasi kearifan local semacam ini lambat laun
juga akan menjadi dasar dalam etika pergaulan social. Dan oleh karena kearifan
local itu sarat mengandung humanism maka akan dapat terjadi cross cutting dalam
pergaulan kebudayaan antar daerah di lingkup nasional, sebab humanisme bersifat
universal. Proses ini nantinya akan menimbulkan perimpitan antar nilai dari
pelbagai daerah sehingga potensial menjadi identitas kebudayaan nasional.
2.7. Komunalisme Desa
System kehidupan komunal merupakan watak
dasar desa mengacu pada tipikal paguyuban yang terjadi dalam proses social dan
politik desa. Paguyuban dimaksudkan pada tata hubungan masyarakat desa sebagai
keluarga besar dimana diliputi kehendak alami seperti nilai sentimen, tradisi
dan ikatan umum yang mengatur basis hidup dan sumber daya komunal. Istilah
sumber daya menunjukkan banyak aspek penting yang menghubungkan dinamika
komunitas dan isu-isu jaminan social dan ekonomi desa. Sumber daya bisa berarti
asset, hak milik, pruduk, sarana-sarana, kepunyaan, kemakmuran dan modal. Ini
mengarah pada suatu asumsi dasar bahwa system kekeluargaan, kekerabatan dan
kesetiakawanan memainkan peran penting dalam penyediaan jaminan social dan
ekonomi di desa.
Karakteristik komunalisme desa juga
terkait, dengan adanya unsur-unsur yang menjadi kekuatan social desa . Diantaranya
solidaritas social, keswadayaan ekonomi, kemandirian politik, dan kekhasan
budaya. Pada konteks ini diyakini bahwa dinamika masyarakat desa yang berwujud
inisiatif, prakarsa, partisipasi dan emansipasi warga merupakan proses social
dan politik yang khas berlangsung di desa. Hal tersebut di atas masuk dalam
konteks kearifan local yang dimiliki desa.
Arti komunikasi yang efektif Seluruh
proses komunikasi pada akhirnya menggantungkan keberhasilan pada tingkat
ketercapaian tujuan komunikasi,yakni sejauh mana para partisipan memberikan
makna yang sama atas pesan yang dipertukarkan, itulash yang dikatakan
efektifitas komunikasi. Komunikasi yang efektif terjadi jika muncul mutual
understanding atau komunikasi yang saling memahami. Yang dimaksudkan dengan
saling memahami adalah keadaan dimana seseorang dapat memperkirakan bagaimana
orang lain memberi makna atas pesan yang dikirim dan merespon pesan yang
diterima. Satu hal yang perlu diingat bahawa timbal balik anatara sender
(pengirim pesan ) dan receiver (penerima pesan) tidak sama dengan pernyataan
setuju, tetapi hanya sebatas menyatakan bahwa dua pihak sama-sama mengerti
makna dari pesan yang dipertukarkan itu.
Berikut ini adalah beberapa konsep yang berkaitan
dengan efektifitas komunikasi, yaitu bahwa komunikasi yang efektif harus
memperhatikan beberapa syarat (Saudra Hybels and Ricard L .Weaver II, 1992)
yaitu:
1. Jenis keterampilan komunikasi macam manakah yang
paling banyak dibutuhkan
2. Jenis keterampilan komunikasi manakah yang
dirasakan paling sulit
3. Jika ada kesulitan maka dimanakah seseorang dapat
memperoleh bantuan
4. Dan kapan jadwal yang tepat untuk memperbarui
keterampilan berkomunikasi?
Beberapa aspek yang berkaitan dengan efektifitas
komunikasi ( William Gudykunts, 1991) yaitu:
1. Kemampuan untuk memisahkan secara jelas
cara-cara, mendeskripsi, interpretasi dan cara mengevaluasi pesan
2. Kemampuan untuk menggunakan umpan balik
3. Kemampuan untuk mendengarkan secara efektif
4. Kemampuan bermetakomunikasi Iklim komunikasi
Gudykunts (1977) mengatakan bahwa iklim komunikasi adalah suasana kebatinan
saat komuniksi itu berlangsung. Sekurangmkurangnya iklim komunikasi ditentukan
oleh tiga dimensi yaitu :
1. perasaan positif, dimana dimensi ini berisi
perasaan adil, menyenangkan, aman, menerima dan tingkat kecemasan yang rendah
2. kognitif, dimensi ini meliputi derajat
kepercayaan yang kita bawa dalam suasana komunikasi seperti adanya harapan,
kepastian, pemahaman, dan memenuhi hasrat ingin tahu
3. dimensi perilaku terlihat dalam tindakan dan
keterampilan saat berkomunikasi melalui kata dan perbuatan Wiseman and Hammer
(1977) juga menegaskan bahwa untuk mengatasi iklim komunikasi dapat dilakukan
dengan cara menciptakan “kebudayaan ketiga” yang lebih netral agar dua pihak
dapat menerimanya. Indikasi terciptanya efektifitas komunikasi yaitu:
1. hadirnya iklim yang tidak mengancam
2. terbukanya pintu komunikasi
3. adanya pengelolaan percakapan yang lebih baik
4. dan terwujudnya relasi yang memuaskan kedua belah
pihak
Dengan kata lain, dalam rangka menciptakan ”budaya
ketiga” itu, kita harus cepat mengidentifikasi factor-faktor pembentuk
komunikasi yang positif.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN DAN SARAN
Kehidupan manusia ditandai oleh dinamika
komunikasi. Seluruh umat manusia di dunia benar-benar menyadari bahwa semua
kebutuhan hidupnya hanya dapat dipenuhi jika dia berkomunikasi dengan orang
lain. Pada akhirnya seluruh proses komunikasi menggantungkan keberhasilan pada
tingkat ketercapaian tujuan komunikasi, yakni sejauh mana para partisipan
memberikan makna yang sama atas pesan yang dipertukarkan. Untuk dapat
mewujudkan desa yang berketahanan sosial, komunikasi dan interaksi adalah salah
satu faktor yang krusial.
Fokus interaksi sosial dalam masyarakat adalah
komunikasi itu sendiri, dan komunikasi menjadi unsure penting dalam seluruh
kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Sajogjo, Sajogjo Pudjiwati.
2007. Sosiologi Pedesaan kumpulan Bacaan Jilid2.Yogyakarta.Gajahmada University
Press
Ali, Madekhan.
2007. Orang Desa Anak Tiri Perubahan.Lamongan.Averroes Press
Liliweri,Alo.
2003. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta. LKiS Yogyakarta
Rahmat,
Jalaludin.
. Sosiologi Komunikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar