ALIRAN
FILSAFAT NATURALISME
DAN
IMPLIKASINYA PADA DUNIA PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN
Banyak
pemikiran-pemikiran dari para ahli filsafat masa lampau yang menghasilkan
banyak aliran dalam filsafat. Semua aliran yang didasari atas pemikiran yang
mendalam tersebut dilatarbelakangi oleh banyak faktor yang tidak sama. Diantara sekian banyak aliran filsafat
tersebut, satu diantaranya yaitu aliran filsafat naturalisme. Aliran filsafat
naturalisme lahir sebagai reaksi terhadap aliran filasafat pendidikan Aristotalian-Thomistik.
Naturalisme lahir pada abad ke 17 dan mengalami perkembangan pada abad ke 18.
Naturalisme berkembang dengan cepat di bidang sains. Ia berpandangan bahwa
"Learned heavily on the knowledge reported by man's sense"
Ø
1
. Secara definitif naturalisme be
rasal
dari kata “nature.” Kadang pendefinisikan “nature” hanya dalam makna dunia
material saja, sesuatu selain fisik secara otomatis menjadi “supranatural.”
Tetapi
dalam
realita, alam terdiri dari alam material dan alam spiritual, masing-masing dengan
hukumnya sendiri. Era Pencerahan, misalnya, memahami alam bukan sebagai
keberadaan benda-benda fisik tetapi sebagai asal dan fondasi kebenaran. Ia
tidak memperlawankan material dengan spiritual, istilah itu mencakup bukan
hanya alam fisik tetapi juga alam intelektual dan moral
Ø
2
.
Salah satu ciri yang paling menakjubkan dari alam semesta adalah keteraturan.
Benak manusia sejak dulu menangkap keteraturan ini.
Ø
1
George
R. Knight, 1982, Issues and Alternatives in Educational Philosophy, Michigan : Andrew
University Press dalam http://eduartikel.com/aliran-filsafat-pendidika
Ø
2
Terbit dan tenggelamnya Matahari, peredaran
planet-planet dan susunan bintang-bintang yang bergeser teratur dari malam ke
malam sejak pertama kali manusia menyadari keberadaannya di dalam alam semesta,
hanya merupakan contoh-contoh sederhana. Ilmu pengetahuan itu sendiri hanya
menjadi mungkin karena keteraturan tersebut yang kemudian dibahasakan lewat
hukum-hukum matematika. Tugas ilmu pengetahuan umumnya dapat dikatakan sebagai
menelaah, mengkaji, menghubungkan semua keteraturan yang teramati. Ilmu
pengetahuan bertujuan menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa. Namun khusus
untuk kosmologi,
pertanyaan
„mengapa‟ ini di titik tertentu mengalami kesulitan yang
luar
biasa.
Naturalisme
merupakan teori yang menerima “nature” (alam) sebagai keseluruhan realitas.
Istilah “nature” telah dipakai dalam filsafat
dengan
bermacam-macam arti, mulai dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia,
sampai kepada sistem total dari fenomena ruang dan waktu. Natura adalah dunia
yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah naturalisme adalah
sebaliknya dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik
terhadap alam dengan adanya kekuatan yang ada (wujud) di atas atau di luar alam
Ø
3
.
Aliran filsafat naturalisme didukung oleh tiga aliran besar yaitu realisme,
empirisme dan rasionalisme. Pada dasarnya, semua penganut naturalisme merupakan
penganut realisme, tetapi tidak semua penganut realisme merupakan penganut
naturalisme. Imam Barnadib menyebutkan bahwa realisme merupakan anak dari
naturalisme. Oleh sebab itu, banyak ide-ide pemikiran realisme sejalan dengan
naturalisme. Salah satunya adalah nilai estetis dan etis dapat diperoleh dari
alam, karena di alam tersedia kedua hal tersebut.
B. TOKOH DAN PANDANGAN ALIRAN FILSAFAT NATURALISME
- Plato. (427
347 SM) Salah satu anasir dasar adalah
perbedaan yang nyata antara gejala (fenomena) dan bentuk ideal (eidos), dimana
plato berpandangan bahwa, disamping dunia fenomen yang kelihatan, terdapat
suatu dunia lain, yang tidak kelihatan yakni dunia eidos. Dunia yang tidak
kelihatan itu tercapai melalui pengertian (theoria). Apa arti eidos dan
hubungannya dengan dunia fenomena bahwa memang terdapat bentuk-bentuk yang
ideal untuk segala yang terdapat dibumi ini. Tetapi asalnya tidak lain daripada
dari sumber segala yang ada, yakni yang tidak berubah dan kekal, yang
sungguh-sungguh indah dan baik yakni budi Ilahi (nous), yang menciptakan
eidos-eidos itu dan menyampaikan kepada kita sebagai pikiran. Sehinnga dunia
eidos merupakan contoh dan ideal bagi dunia fenomena. 2. Aristoteles (384
–
322 SM). Aristoteles menyatakan bahwa
mahluk-mahluk hidup didunia ini terdiri atas dua prinsip :
Prinsip formal, yakni bentuk atau hakekat
adalah apa yang mewujudkan mahluk hidup tertentu dan menentukan tujuannya.
Prinsip material, yakni materi adalah apa yang
merupaakn dasar semua mahluk. Sesudah
mengetahui sesuatu hal menurut kedua prinsip intern itu pengetahuan tentang hal
itu perlu dilengkapi dengan memandang dua prinsip lain, yang berada diluar hal
itu sendiri, akan tetapi menentukan adanya juga. Prinsip ekstern yang pertama
adalah sebab yang membuat, yakni sesuatu yang menggerakan hal untuk mendapat
bentuknya. Prinsip ekstern yang kedua adalah sebab yang merupakan tujuan, yakni
sesuatu hal yang menarik hal kearah tertentu. Misalnya api adalah untuk
membakar, jadi membakar merupakan prinsip final dari api.
- 4
Ternyata pandangan tentang prisnip ekstern
keuda ini diambil dari hidup manusia, dimana orang bertindak karena dipengaruhi
oleh tujuan tertentu, pandangan ini diterapkan pada semau mahluk alam. Seperti
semua mahluk manusia terdiri atas dua prinsip, yaitu materi dan bentuk. Materi
adalah badan, karena badan material itu manusia harus mati, yang memberikan
bentuk kepada materi adalah jiwa. Jiwa manusia mempunyai beberapa fungsi yaitu
memberikan hidup vegetatif (seperti jiwa tumbuh-tumbuhan), lalu memberikan
hidup sensitif (seperti jiwa binatang) akhirnya membentuk hidup intelektif.
Oleh karena itu jiwa intelektif manusia mempunyai hubungan baik dengan dunia
materi maupun dengan dunia rohani, maka Aristoteles membedakan antara bagian
akal budi yang pasif dan bagian akal budi yang aktif. Bagian akal budi yang
pasif berhubungan dengan materi, dan bagian akal budi yang yang aktif
berhubungan dengan rohani. Bagian akal budi yang aktif itu adalah bersifat
murni dan Illahi. Akal budi yang aktif menjalankan dua tugas. Tugas yang
pertama adalah memandanf yang Illahi untuk mencari pengertian tentang
mahluk-mahluk menurut bentuknya masing-masing. Tugas yang kedua dari akal budi
manusia yang aktif adalah memberikan bimbingan kepada hidup praktis. Disini
diperlukan sifat keberanian, keadilan dan kesederhanaan. 3. William R. Dennes.
(Filsuf Modern) Beberapa pandangan pandangannya menyatakan bahwa: - Kejadian
dianggap sebagai ketegori pokok, bahwa kejadian merupakan hakekat terdalam dari
kenyataan, artinya apapun yang bersifat nyata pasti termasuk dalam kategori
alam - Yang nyata ada pasti bereksistensi, sesuatu yang dianggap terdapat
diluar ruang dan waktu tidak mungkin merupakan kenyataan dan apapun yang
dianggap tidak mungkin ditangani dengan menggunakan metode-metode yang
- 5
digunakan
dalam ilmu-ilmu alam tidak mungkin merupakan kenyataan - Analisa terhadap
kejadian-kejadian, bahwa faktor-faktor penyusun seganap kejadian ialah proses,
kualitas, dan relasi - Masalah hakekat terdalam merupakan masalah ilmu, bahwa
segenap kejadian baik kerohanian, kepribadian, dan sebagainya dapat dilukiskan
berdasarkan kategorikategori proses, kualitas dan relasi - Pengetahuan ialah
memahami kejadian-kejadian yang saling berhubungan, pemahaman suatu kejadian,
atau bahkan kenyataan, manakala telah mengetahui kualitasnya, seginya,
susunanya, satuan penyusunnya, sebabnya, serta akibat-akibatnya.
C. PANDANGAN ALIRAN FILSAFAT NATURALISME
TERHADAP PENDIDIKAN
Dimensi
utama dan pertama dari pemikiran aliran filsafat naturalisme di bidang
pendidikan adalah
pentingnya
pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam
.
Manusia diciptakan dan ditempatkan di atas semua makhluk, karena kemampuannya
dalam berfikir. Peserta didik harus dipersiapkan kepada dan untuk Tuhan. Untuk
itu pendidikan yang signifikan dengan pandangannya adalah pendidikan ketuhanan,
budi pekerti dan intelek
Pendidikan tidak hanya sebatas untuk
menjadikan seseorang mau belajar, melainkan juga untuk menjadikan seseorang
lebih arif dan bijaksana
.
Naturalisme dalam filsafat pendidikan mengajarkan bahwa guru paling alamiah
dari seorang anak adalah kedua orang tuanya
.
Oleh karena itu, pendidikan bagi penganut paham naturalis perlu dimulai jauh
hari sebelum proses pendidikan dilaksanakan. Sekolah merupakan dasar
utama
dalam keberadaan aliran filsafat naturalisme karena belajar merupakan sesuatu
yang natural, oleh karena itu fakta bahwa hal itu memerlukan pengajaran juga
merupakan sesuatu yang natural juga. Paham naturalisme memandang guru tidak
mengajar subjek, melainkan mengajar murid.
Terdapat lima tujuan pendidikan paham naturalisme yang
sangat terkenal yang diperkenalkan Herbert Spencer melalui esai-esainya
yang
terkenal berjudul “Ilmu Pengetahuan Apa yang Paling Berharga?”. Kelima tujuan
itu adalah:
a) Pemeliharaan diri;
b)
Mengamankan
kebutuhan hidup;
c) Meningkatkan anak didik;
d) Memelihara hubungan sosial dan politik;
e) Menikmati waktu luang.
Spencer juga
menjelaskan tujuh prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme, adalah:
1)
Pendidikan harus
menyesuaikan diri dengan alam;
2) Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak didik;
3) Pendidikan harus berdasarkan spontanitas dari
aktivitas anak;
4) Memperbanyak ilmu pengetahuan merupakan bagian penting
dalam pendidikan;
5) Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan
fisik, sekaligus otak;
6) Praktik mengajar adalah seni menunda;
7) Metode instruksi dalam mendidik menggunakan cara
induktif;
(Hukuman dijatuhkan sebagai konsekuensi alam akibat
melakukan kesalahan. Kalaupun dilakukan hukuman, hal itu harus dilakukan secara
simpatik
D. KESIMPULAN
`Aliran
filsafat naturalisme memandang bahwa manusia diciptakan agar dapat belajar dan
berpikir untuk kembali kepada penciptaNya, dalam hal ini implikasi di dunia
nyata bahwa proses pendidikan dilakukan dengan berafiliasi kepada prinsip
keTuhanan. Implikasi di bidang pendidikan terhadap aliran filsafat naturalisme
memandang bahwa sekolah merupakan hal utama yang akan
mengembangkan proses belajar
tiap peserta didik untuk dapat menemukan dan mengembangkan kepribadiannya
dengan memperhatikan karakteristik dan perkembangan alam yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/08/aliran-aliran-filsafat-
pendidikan/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/08/filsafat-naturalisme/
http://astaqauliyah.com/2007/01/20/filsafat-naturalisme/
http://eduartikel.com/aliran-filsafat-pendidikan
http://kuwatpamuji.blogspot.com/aliran-filsafat-pendidikan/html
Wakhudin dan Trisnahada. Filsafat Naturalisme.
(Makalah) Bandung: PPS-UPI Bandung. 1997 Tim Penyusun. Kamus Besar
Bahasa Indonesia, edisi ketiga
–
Cetakan kedua. Jakarta: Balai Pustaka. 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar